Mahasiswa pun menegaskan berbagai keuntungan yang akan diperoleh masyarakat, seperti transaksi yang lebih cepat dan praktis tanpa harus membawa uang tunai, pengurangan risiko kehilangan uang fisik, serta pembukuan transaksi yang lebih rapi dan transparan karena seluruh riwayat transaksi dapat langsung dipantau melalui aplikasi.
Baca Juga: Ajak Sinergi dan Kolaborasi , Pengurus JPP Promedia Audiensi dengan Gubernur Jateng Ahmad Luthfi
Penggunaan QRIS juga dapat meningkatkan kepercayaan pelanggan, sehingga usaha masyarakat menjadi lebih profesional dan modern.
Kegiatan sosialisasi ini semakin semarak karena beberapa pelaku UMKM langsung mengungkapkan minat mereka untuk menggunakan QRIS.
Mahasiswa dengan sigap mendata para pelaku usaha yang ingin mendaftarkan usahanya, sebagai langkah awal pendampingan pembuatan QRIS secara gratis melalui PJP (Penyelenggara Jasa Pembayaran).
Baca Juga: Bapenda Banten Bidik Peningkatan PAD dari Hasil Pajak Air Permukaan, Targetkan Capai Rp 44 Miliar
Mahasiswa menegaskan bahwa digitalisasi bukan soal kampung atau kota, tetapi soal kesiapan masyarakat untuk berkembang bersama teknologi.
Desa Gosara diyakini mampu bertransformasi menjadi desa yang melek teknologi tanpa harus meninggalkan nilai-nilai lokal.
Musyawarah desa dan sosialisasi QRIS ini membuka ruang diskusi dan ide-ide baru bagi masyarakat serta para pelaku usaha mikro Desa Gosara dalam menggunakan sistem pembayaran digital yang lebih praktis, aman dan menguntungkan.
Acara diakhiri dengan sesi foto bersama Mahasiswa dan Kepala Desa, menandai sinergi dan harapan baru menuju "Desa Cerdas, Mandiri dan Digital".***