Allah Ta’ala berfirman,
وَالْعَصْر٠﴿١﴾ Ø¥Ùنَّ الْإÙنْسَانَ Ù„ÙŽÙÙÙŠ Ø®ÙØ³Ù’ر٠﴿٢﴾ Ø¥Ùلَّا الَّذÙينَ آمَنÙوا وَعَمÙÙ„Ùوا Ø§Ù„ØµÙ‘ÙŽØ§Ù„ÙØÙŽØ§ØªÙ ÙˆÙŽØªÙŽÙˆÙŽØ§ØµÙŽÙˆÙ’Ø§ Ø¨ÙØ§Ù„Ù’ØÙŽÙ‚ّ٠وَتَوَاصَوْا Ø¨ÙØ§Ù„صَّبْرÙ
“Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh, nasihat-menasihati supaya mentaati kebenaran dan nasihat-menasihati supaya menetapi kesabaran” (QS. al-‘Ashr: 1-3).
Orang merugi adalah mereka yang selama hidupnya melakukan hal-hal yang dibenci oleh Allah, dengan cara menghabiskan waktu dan aktivitas yang tidak bermanfaat bagi agama mereka sendiri.
Lantas bagaimana kita mengetahui apakah hal yang kita lakukan tersebut mengandung hal-hal yang tidak bermanfaat atau bahkan dosa?
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam mengajarkan kepada kita ciri-ciri hal yang keji (al-itsm) dalam sabdanya sebagai berikut,
ÙˆÙŽØ§Ù„Ø¥ÙØ«Ù’م٠مَا ØÙŽØ§ÙƒÙŽ ÙÙيْ Ù†ÙŽÙْسÙÙƒÙŽ وَكَرÙهْتَ أَنْ ÙŠÙŽØ·Ù‘ÙŽÙ„ÙØ¹ÙŽ Ø¹ÙŽÙ„ÙŽÙŠÙ’Ù‡Ù Ø§Ù„Ù†Ù‘ÙŽØ§Ø³Ù
“Kejelekan (dosa) itu adalah sesuatu yang meresahkan jiwamu dan engkau benci apabila manusia mengetahuinya” (HR. Muslim no. 2553).
Cara mengetahui apakah perbuatan yang kita lakukan tersebut bermanfaat atau tidak adalah dengan bertanya ke hati nurani kita sendiri. Tanyakanlah, apakah hati nurani kita ini takut orang lain mengetahui perbuatan yang kita lakukan? Jika iya, maka itulah perbuatan yang memiliki ciri mengandung dosa. (Red)
Artikel ini telah tayang di website portal muslim.or.id