TOPMEDIA - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menilai stabilitas sektor jasa keuangan nasional terjaga didukung oleh permodalan yang kuat, likuiditas yang memadai, dan profil risiko yang terjaga sehingga mampu menghadapi potensi perlambatan pertumbuhan ekonomi global.
Arah kebijakan OJK 2024 disampaikan pada Pertemuan Tahunan Industri Jasa Keuangan (PTIJK) yang digelar di Jakarta, Selasa dan dihadiri Presiden RI Joko Widodo. Dalam acara itu OJK juga meluncurkan Taksonomi untuk Keuangan Berkelanjutan Indonesia (TKBI).
Pada kesempatan PTIJK ini, Presiden RI mengapresiasi OJK dan kerja sama seluruh pihak dalam memajukan dan mewujudkan resiliensi industri jasa keuangan Indonesia.
Baca Juga: Lulusan SMA SMK, Yuk Ikut Program Magang dan Kerja di Jepang Diluncurkan Projo Banten dan ISO Jepang
Dalam arahannya, Presiden RI menyampaikan untuk terus belajar dari krisis keuangan di masa lalu dan agar tetap waspada dalam menjaga industri jasa keuangan dan perekonomian, terus meningkatkan tingkat literasi dan inklusi keuangan serta dukungan terhadap pembiayaan UMKM dan keuangan berkelanjutan.
"Saya mengapresiasi penyempurnaan taknonomi berkelanjutan Indonesia yang diluncurkan tadi oleh Ketua OJK sehingga inisiatif keuangan hijau bisa menyeimbangkan aspek ekonomi, lingkungan dan inklusivitas. Terima kasih atas dedikasi Bapak/Ibu dan kerja keras OJK dalam memajukan sektor keuangan," kata Presiden.
OJK menilai saat ini ketidakpastian perekonomian global mulai menurun, namun masih terjadi divergensi pemulihan antarnegara.
Baca Juga: Honda Adventure Camp : Liburan Seru ala Bikers Honda
Indikator perekonomian menunjukkan pertumbuhan ekonomi termoderasi di beberapa negara, khususnya di negara Uni Eropa dan Tiongkok.
Perlambatan pertumbuhan ekonomi mendorong inflasi turun mendekati target inflasi sehingga memberikan ruang bagi bank sentral untuk lebih akomodatif.
Di AS, The Fed mengisyaratkan akan menurunkan suku bunga kebijakan sebesar 75 bps di 2024 dengan pasar menilai ekonomi AS masih cukup resilient dan diperkirakan tidak akan mengalami resesi.
Baca Juga: Keluarga Almarhum Anggota Linmas TPS 13 Ciruas Dikunjungi Kapolres Serang
Namun demikian, pasar masih mencermati perkembangan geopolitik ke depan, seperti eskalasi ketegangan di laut merah imbas dari konflik Timur Tengah, serta penyelenggaraan pemilihan umum sepanjang tahun 2024 yang mencakup 50 persen populasi dunia terutama di beberapa negara utama seperti AS, Uni Eropa, India, dan Taiwan serta pemulihan ekonomi Tiongkok.
Secara umum sentimen di pasar keuangan global cenderung positif sejak Desember 2023 didukung oleh ekspektasi penurunan suku bunga Fed Funds Rate (FFR) dan perkiraan soft landing di AS, sehingga mendorong kembalinya aliran dana masuk ke Emerging Markets (EM) dan menjadi penopang penguatan pasar keuangan global, termasuk pasar keuangan Indonesia.
Volatilitas baik di pasar saham, surat utang, maupun nilai tukar juga terpantau menurun.
Artikel Terkait
Kolaborasi dengan Blue Ocean Strategy Fellowship, Sandiaga Uno Sebut Anak Muda Kunci Penciptaan Lapangan Pekerjaan dan Stabilitas Harga
Heboh, Daftar Kabinet Indonesia Emas Prabowo - Gibran Bocor, Begini kata TKN Paslon 02
Benarkah APBD Banten Taat Azas Transparan? Ini Omongan Pj Gubernur
Viral, Test Drive Mobil Jimny 5 Door dan Hybrid Suzuki di IIMS 2024 Berhadiah Logam Mulia
Keluarga Almarhum Anggota Linmas TPS 13 Ciruas Dikunjungi Kapolres Serang
Honda Adventure Camp : Liburan Seru ala Bikers Honda
Lulusan SMA SMK, Yuk Ikut Program Magang dan Kerja di Jepang Diluncurkan Projo Banten dan ISO Jepang