SERANG, TOPmedia - Pesta Demokrasi yang sebentar lagi berlangsung di Kabupaten Serang pada tahun 2020, mendapatkan perhatian dari sejumlah element masyarakat. Mulai dari pengamat politik, tokoh masyarakat sampai dengan anggota dewan.
Salah satunya pengamat politik, yang mengajar sebagai Dosen UIN Sultan Maulana Hasanuddin Banten, Ali Muhtarom mengatakan, dalam pagelaran Pilkada Serentak tahun 2020 di Kabupaten Serang, memprediksi petahana, Ratu Tatu Chasanah masih sangatlah kuat.
Apalagi, kata Ali, masyarakat Kabupaten Serang secara umum masih menganggap bahwa sosok petahana Bupati Serang sebagai figur sentral dalam konteks kepemimpinan yang agamis. "Saya kira, tidak akan ada tokoh yang muncul sebagai lawan petahana. Bahkan Partai Politik (Parpol) pun telah sepakat mengusung petahana, dan belum menemukan figur selain petahana," ungkap Ali kepada TOPmedia melalui sambungan telepon, Senin (2/9/2019).
Lanjut Ali, mereka semua para Parpol di Kabupaten Serang masih mencari sosok Figur, yang berasal dari kalangan tokoh ulama berkharismatik tinggi. Sehingga, sambungnya, mampu bersaing dalam merebut pengaruh petahana yang sudah mengakar begitu kuat dalam masyarakat di Kabupaten Serang.
"Bisa saja sosok tersebut dari kalangan ulama atau pimpinan ormas semacam NU. Apabila parpol yang ingin mengusung calon untuk melawan petahana belum mampu menghadirkan tokoh alternatif tersebut, saya cenderung memprediksi bahwa petahana akan sulit untuk dilawan," katanya.
Oleh itu, Menurut Ali, petahana, Ratu Tatu Chasanah dalam kontestasi Pilkada Bupati Serang hanyalah calon tunggal, yaitu petahana akan melawan kotak kosong. Hal itu dikarenakan, koalisi parpol yang akan mengusung tokoh alternatif belum mampu dihadirkan.
"Hingga saat ini, setiap Parpol barulah gertakan saja. Belum ada tokoh alternatif yang dihadirkan, dan saya memprediksi sekitar 75 persen pilkada Kabupaten Serang akan diikuti oleh petahana melawan kotak kosong," jelasnya.
Sementara itu, Anggota DPRD Kota Serang, Wahyu Papat Juni Romadonia menyayangkan, pernyataan Ketua DPD Partai Golkar Kabupaten Serang, Fahmi Hakim sangat mencederai demokrasi, karena ucapan memborong partai sangatlah merendahkan.
"Memangnya dia pikir partai ini barang dagangan, sehingga bisa dia beli dengan pernyataan di borong. Sungguh sangat tidak elok bagi perkembangan demokrasi kita, jangan sampai nanti terjadi lagi pilkada seperti di Makasar. Dimana petahana kalah oleh kotak kosong dan menjadi tidak terhormat. Kan lebih terhormat ketika kalah oleh paslon lainnya," katanya.
Wahyu papat juga menerangkan, dinamika Pilkada Kabupaten Serang sangatlah menarik, karena banyak nama-nama yang bermunculan. Seperti Furtasan Ali Yusuf, kata Wahyu Papat, merupakan sosok yang baik, dan dirinya sangat kenal baik dengan beliau. Apalagi beliau memiliki visi misi bagus ketika menjadi pimpinan Komisi di DPRD Kota Serang.
Selanjutnya, masih kata Wahyu Papat, terdapat Lili Romli seorang akademisi yang memiliki visi misi sama bagusnya dengan Najib Hamas. Tapi, kata dia, tentu yang paling baik dan bagus adalah dirinya sendiri sambil terseyum.
"DPP PKB selalu berkata, semua daerah yang mengadakan pilkada haruslah calon dari kader PKB, untuk itu saya siap maju pada Pilkada 2020, sambil menunggu pembentukan perintah partai. Saya pun mulai menjalin komunikasi politik di Kabupaten Serang dengan partai-partai lainnya, sehingga bisa saya pastikan petahana tidak akan sendirian pada kontestasi Pilkada Kabupaten Serang," tandasnya. (TM3/Red)