CILEGON, TOPMedia - Debat kandidat pasangan calon Gubernur Banten 2017 antara pasangan nomor 1 Wahidin Halim (WH) - Andika Hazrumy dengan pasangan nomor 2 Rano Karno - Embay Mulya Syarief, memasuki putaran ketiga, Kamis (9/2/2017). Pada putaran yang digelar di Hotel The Royale Cilegon mulai pukul 20.00 WIB ini, tampak sekali pasangan nomor 1 mencoba menyerang pasangan nomor 2, bahkan terkesan terlalu memaksakan.
Terlihat dari setiap jawaban yang dilontarkan pasangan nomor 1, kerap terselip kalimat upaya untuk menjatuhkan program-program Pemprov Banten. Namun setiap serangan pasangan nomor 1 ditangkis dengan baik melalui penyampaian rencana-rencana program pasangan Rano-Embay.
Misalnya ketika panelis debat melontarkan pertanyaan tentang harmonisasi antara Pemerintahan Provinsi Banten dengan pemerintahan tingkat kabupaten dan kota. Wahidin Halim mengatakan jika Pemprov Banten dalam pembangunan waduk karian kurang koordinasi dengan pemerintah Kabupaten Lebak.
"Pembangunan Waduk Karian terlantar, begitu juga pembangunan infrastruktur di Bayah. Ini tanda kurangnya koordinasi antara Pemprov Banten dengan pemerintah kabupaten dan kota," ujar WH.
Serangan WH di jawab enteng oleh Rano. Calon gubernur petahana ini menilai jawaban WH tidak nyambung.
"Sepertinya saya tidak mendengar jawaban. Jika bicara pembangunan infrastruktur di Bayah, itu memang belum selesai. Tapi jika bicara tentang bagaimana mensinergikan koordinasi antara pemprov dan kabupaten kota, UU No 23 Tahun 2014 lahir karena persoalan ini. Kami akan aplikasikan isi UU ini, untuk meningkatkan koordinasi antar kabupaten kota dengan provinsi," katanya.
Begitu pula ketika panelis menanyakan tentang ancaman perpecahan akibat kemajemukan masyaraka di Banten, serta penurunan kesadaran bhineka tunggal ika. Andika mencoba memunculkan isu PKI yang ditujukan kepada pasangan nomor urut 2.
"Banten sudah memiliki rasa toleransi tinggi. Lihat saja Masjid Agung Serang berdampingan dengan gereja. Warga nasrani bisa parkir di masjid jika sedang ibadah, begitu pula sebaliknya. Karena itu, semangat masyarakat Banten dalam mempertahankan persatuan dan kesatuan tinggi. Khususnya dalam memerangi komunisme," ujar Andika.
Serangan Andika pun dijawab manis oleh Embay. Tokoh pendiri Banten ini mengatakan jika masyarakat Banten memang masyarakat dengan rasa toleransi tinggi.
"Perlu diketahui, saya ini dewan pembina Masjid Agung Serang. Jadi apa yang dikatakan Andika itu, adalah program yang telah dirancang para orang tua," katanya.(Zak/Red)