TANGSEL, TOPmedia - Dua pasangan cagub-cawagub Banten berdiskusi soal program pencegahan korupsi di Provinsi Banten. Duet cagub-cawagub Banten nomor 2 Rano Karno-Embay Mulya Syarief menyebut akan melibatkan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) untuk perencanaan pembangunan infrastruktur di Banten.
Rano menyebutkan pendampingan KPK dalam perencanaan pembangunan sangat dibutuhkan. Pendampingan itu disebutkan untuk mengukur tingkat kerawanan anggaran di pemerintah provinsi.
"Situasi ini membuat kita nyaman, bahkan dalam RPJP 2017 ini, KPK masuk dalam perencanaan, bukan eksekusi, tapi dalam proses. Termasuk wali kota dan bupati, semua mengikuti workshop dengan KPK. Jadi program rencana aksi ini bukan hanya provinsi, tapi juga kabupaten dan kota," kata Rano di Teras Kota, Serpong, Tangsel, Rabu (8/2/2017).
Pendampingan KPK terhadap Banten itu dilakukan sejak terungkapnya kasus yang melibatkan gubernur terdahulu. Kemudian, dari pembinaan dari KPK, Rano menyebutkan, kini rencana pembangunan Pemprov Banten bisa terlaksana dengan baik.
"Pada tahun 2013-2014, kami discalimer, yaitu tidak diberi opini oleh BPK. Kemudian, dengan kerja keras dengan KPK. KPK datang ke Provinsi Banten. Saya sebagai Pelaksana Tugas Gubernur waktu itu sering minta KPK beri kita guidance pencegahan antikorupsi. Sehingga dengan itu kita punya guidance mana yang harus kita benahi," jelas Rano.
"Terbukti pada akhir 2015, Banten dapat WDP (Wajar dengan Pengecualian), sekarang sudah WTP (Wajar Tanpa Pengecualian). Tentu dengan WDP, WTP, itu tidak semuanya hebat. Tapi artinya pekerjaan itu bisa dipertanggungjawabkan secara maksimal. Itu adalah tolak ukur kerja pemerintahan baik secara pertanggungjawaban kepemerintahan. Pemerintahan disclaimer berarti buruk," lanjutnya.
Kemudian Rano berjanji akan melakukan pemerataan pembangunan di daerah selatan Banten. Menurutnya, hal tersebut yang membuat pasangan nomor 2 mengambil tema 'Banten Bangkit'.
"Tema besar kami adalah Banten Bangkit. Kalau bahasa Banten, masyarakat Serang, Banten itu bisa. Bisa jujur, telaten," ucap Rano.
"Banten bangkit dari disparitas pembangunan antara utara dan selatan. Maaf, wilayah Tangerang Selatan terlalu banyak mal, rumah sakit. Banten selatan itu belum ada rumah sakit, belum ada hotel. Adapun rumah sakit tidak seperti di sini (Tangerang Raya). (Detik.com/Red)