Rano-Embay "Curhat" ke Cicit Syekh Nawawi Al-Bantani

photo author
- Rabu, 8 Februari 2017 | 08:50 WIB
Rano-Embay usai bertemu cicit Syekh Nawawi Al-Bantani yakni KH.Ma'ruf Amien di Pondok Pesantren (Ponpes) Syekh Nawawi Al-Bantani, di Tanara, Kabupaten Serang.*
Rano-Embay usai bertemu cicit Syekh Nawawi Al-Bantani yakni KH.Ma'ruf Amien di Pondok Pesantren (Ponpes) Syekh Nawawi Al-Bantani, di Tanara, Kabupaten Serang.*

SERANG, TOPmedia - Pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur Banten, Rano Karno-Embay Mulya Syarief bersilaturahmi dengan cicit Syekh Nawawi Al-Bantani yakni KH. Ma'ruf Amien di Pondok Pesantren (Ponpes) Syekh Nawawi Al-Bantani, di Tanara, Kabupaten Serang, Selasa (07/02/2017) malam.

"Saya kesini sudah dua kali, yang pertama, waktu Haul Syekh Nawawi. Ini, Empat hari lagi masa tenang, beliau mendoakan untuk ketenangan (Pilgub Banten)," kata Rano Karno, di Ponpes Syekh Nawawi Al-Bantani, Selasa (07/02/2017).

Rano bercerita bahwa KH.Ma'ruf Amien yang merupakan cicit dari Syekh Nawawi Al-Bantani kenal dekat dengan almarhumah ayahnya, Soekarno M Noer, yang pernah aktif di Lembaga Seni dan Budaya Muslimin Indonesia (Lesbumi) NU.

"Saya bangga beliau inget dengan saya, terutama dengan almarhum ayah saya. Tadi saya sampaikan sama beliau (fitnah PKI), beliau bilang ini fitnah dimana-mana. Nanti saya bilang lah gimana bapak lu di Lesbumi," terangnya.

Bang Doel bersama Embay Mulya Syarief yang bertemu dengan Rais'am PBNU itu mendapatkan wejangan agar selalu sabar dan tawaqal dalam menghadapi segala cobaan hidup yang di jalani. Terlebih dalam momentum politik, Pilgub Banten saat ini.

"Sebagai anak tentu berkeluh kesah, sedih, ke beliau. Kita ingin mencari penguatan, ini untuk harga diri. Kalau orang tua dituduh, anda akan membela diri sekuat tenaga. Kita kaget beliau bilang bapaknnya Pak Rano temen ku," kata Embay Mulya Syarief, di tempat yang sama, Selasa (07/02/2017).

Syaikh Nawawi Al-Bantani bernama asli Syaikh Muhammad Nawawi al-Jawi al-Bantani yang lahir di Tanara, Kabupaten Serang tahun 1824 dan meninggal tahun. 1897 di Mekkah, Arab Saudi.

Selama hidupnya, ratusan buku telah ditukisnya dan hingga kini masih menjadi rujukan pelajaran diseluruh pondok pesantren. Selain itu, Syekh Nawawi pun pernah menjadi Imam Besar Masjidil Haram. (YDtama/Red)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Administrator

Tags

Rekomendasi

Terkini

X