BPS Ungkap Data Jumlah Penduduk Miskin di Provinsi Banten Tahun 2022 Meningkat

- Selasa, 17 Januari 2023 | 23:23 WIB
Ilustrasi angka kemiskinan di Provinsi Banten (foto:tangkapan layar grafis BPS Banten)
Ilustrasi angka kemiskinan di Provinsi Banten (foto:tangkapan layar grafis BPS Banten)

TOPMEDIA - Jumlah penduduk miskin di Provinsi Banten pada September 2022 sebesar 829,66 ribu orang, meningkat 15,64 ribu orang terhadap Maret 2022.

Berdasarkan data yang disampaikan Badan Pusat Statistik Provinsi Banten yang di publish pada 16 januari 2023, jumlah penduduk miskin September 2022 perkotaan naik sebanyak 19,72 ribu orang (dari 566,49 ribu orang pada Maret 2022 menjadi 586,21 ribu orang pada September 2022).

Sementara itu, pada periode yang sama jumlah penduduk miskin perdesaan turun sebanyak 4,09 ribu orang.

Baca Juga: Syaratnya Gampang! Lowongan Kerja Terbaru Posisi Barista di Starbucks Indonesia Penempatan Jabodetabek

Pada September 2022, secara rata-rata rumah tangga miskin di Banten memiliki 4,42 orang anggota rumah tangga.

Dengan demikian, besarnya Garis Kemiskinan per rumah tangga miskin secara rata-rata adalah sebesar Rp2.646.466,-/rumah tangga miskin/bulan.

Statistisi Ahli Madya BPS Provinsi Banten Indra Warman mengatakan angka kemiskinan mengalami kenaikan pada September 2022 sebesar 6,24 persen bila dibandingkan dengan Maret 2022.

"Angka kemiskinan justru bertambah di daerah perkotaan, sementara di perdesaan turun angkatnya," ucap Indra kepada JPNN Banten dilansir TOPmedia Selasa 17 Januari 2023.

Baca Juga: Miris! Ribuan Tenaga Honorer Provinsi Banten Belum Mendapat Gaji Pokok Januari 2023

Indra menjelaskan angka kemiskinan di perkotaan naik menjadi 5,89 persen yang sebelumnya sekitar 5,73 persen.

"Sementara di perdesaan dari 7,45 persen turun menjadi 7,29 persen," kata dia. Dia menerangkan penyebab naiknya angka kemiskinan di perkotaan dipicu dari beberapa faktor.

Pusat naiknya angka kemiskinan di perkotaan, karena adanya kenaikan harga transportasi angkutan umum.

"Dampak kenaikan transportasi akan lebih dirasakan oleh orang-orang yang tinggal di perkotaan," tuturnya.

"Penduduk di perkotaan condong masyarakatnya memiliki pendapat tetap, seperti buruh, aparatur sipil negara (ASN), dan lainnya. Jadi, faktor naiknya harga-harga akan lebih berdampak," ungkap dia. 

Halaman:

Editor: Beni Hendriana

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X