TOPMEDIA.CO.ID - Direktorat Kemendikbudristek akan memproritaskan pendidikan di usia dini di peserta didik di tahun 2022.
Hal ini disampaikan, Drs. Maryana selaku Koordinator Bidang Peserta Didik Dit. Paud, bahwa, pihaknya mendukung program prioritas dalam rangka pencegahan dan penanganan stunting atau tengkes.
"Pertama, pada program direktorat Kemendikbudeistek mendukung penuh dalam penanganan dan pencegahan kasus stunting yang ada di Indonesia wabil khusus yang ada di Kota Cilegon. Sehingga ini menjadi prioritas kami di program tahun 2022," ujarnya saat diwawancarai awak media, Sabtu 5 Maret 2022.
Baca Juga: Ciptakan Generasi Penerus Bangsa, BEM AKKPI Adakan Pelatihan Kepemimpinan
Disamping itu, lanjutnya, Program ini tentunya merupakan program lanjutan dari sebelumnya. Dimana, pihaknya menjadi baguan dari kementrian yang telah mendapatkan amanah perkepres no 72 terkait dengan pencegahan dan penanganan stanting.
"Program ini sudah dilaksanakan tapi ini menjadi program lanjutan. Yang telah tertuang sesuai dengan amanah per kepres no 72 terkait dengan pencegahan dan penangan stanting," jelasnya.
Selain itu juga, sambungnya, ia menambahkan, di dalam program prioritas itu, direktorat melalui fungsi peserta didik menurunkan kedalam kegiatan Usaha Kesehatan Sekolah (UKS).
Baca Juga: Perkelahian Antar Ibu Ibu Di Baturaja Sumsel Berujung Rumah Sakit, Rusmala Dewi Diduga Dikeroyok
"Jadi ada program UKS yaitu bagaimana selain kita melakukan pembudayaan perilaku hidup bersih sehat dan juga tentunya memastikan terkait dengan berbagai macam kegiatan UKS terjadi disatuan paud. Disisi lain juga, kita diamanahkan untuk juga memastikan interpensi penanganan dan pencegahan stunting khususnya pendekatan ferpentif dan mitigatif," jelasnya.
"Jadi pendekatan ferpentif ini tentunya isunya bagi seribu hari pertama kehidupan. Jadi di usia ananda di dalam kandungan sampai dengan dua tahun. Kita pasti menyadari betul sering kali bunda bunda paud bisa jadi mempunyai anak anak usia 0 sampai 2 tahun. Tentunya ini amanah kita untuk memberikan edukasi terhadap seribu pertama kehidupan untu stimulasi gizi otak dan nutrisi sehingga tak terjadi stanting pada anak anak kita," terangnya.
Selain, itu mitigatif ini merupakan pihaknya tidak menyadari bahwa stimulasi gizi yang seharusnya dari umur 0-2 tahun tapi malah mendapatkan mitigasinya di umur 3 tahun. Ini yang menjadi bahaya bagi anak anak paud.
Baca Juga: Ironman Datang Hibur Anak-anak korban Banjir Kota Serang
"Biasanya kan kasus stunting ada di umur 0-2 tahun. Tapi kalau mitigatif biasanya ada yng baru umur 3 tahun baru di dapatkan stunting. Nah ini yang menjadi salah hidup sehat pada anak anak kita," jelasnya.
"Oleh sebab itu, saya mengajak kepada bunda paud seluruh indonesia untuk menggelorakan hidup sehat tanpa ada stunting pada anak anak kita," tuturnya***
Artikel Terkait
Data Terkini, 4.357 rumah rusak dari 82 Titik Banjir, Syafrudin : Masih Siaga Darurat
8 penyakit Menyerang Korban Banjir, Dinkes Kota Serang : Kita Butuh Obat Obatan
Ironman Datang Hibur Anak-anak korban Banjir Kota Serang
Perkelahian Antar Ibu Ibu Di Baturaja Sumsel Berujung Rumah Sakit, Rusmala Dewi Diduga Dikeroyok
Ciptakan Generasi Penerus Bangsa, BEM AKKPI Adakan Pelatihan Kepemimpinan