Belanja Rokok Warga Lebih Tinggi Dibanding Pendidikan dan Kesehatan, Bupati Pandeglang : Fenomena Ini Berdampak Negativ Pada Kualitas SDM

photo author
- Selasa, 11 Maret 2025 | 23:30 WIB
Bupati Pandeglang Dewi (Foto:topmedia.co.id)
Bupati Pandeglang Dewi (Foto:topmedia.co.id)

PANDEGLANG - Pengeluaran masyarakat Kabupaten Pandeglang untuk membelanjakan rokok atau produk tembakau atau sirih lebih besar dibanding untuk alokasi belanja pendidikan dan kesehatan. Hal tersebut terungkap dalam buku Statistik Daerah Kabupaten Pandeglang 2024.

Diketahui pengeluaran untuk membeli rokok pada tahun 2023 sebesar Rp 100.914 atau 11,62 persen per kapita per bulan. Angka tersebut jauh lebih tinggi jika dibanding untuk belanja pangan seperti padi-padian hanya Rp 85.977 atau 9,09 persen per kapita per bulan.

Ternyata pengeluaran untuk rokok jauh lebih besar dari pengeluaran untuk pendidikan maupun kesehatan yang tergabung dalam kelompok bukan makanan lain-lain sebesar 7,49 persen.

Baca Juga: Kumpulkan Seluruh HRD Perusahaan, Walikota Cilegon Bahas Kualitas Tenaga Kerja Serta Peluang Lapangan Pekerjaan Baru

Selama periode 2019-2023 tren pengeluaran per kapita penduduk Kabupaten Pandeglang semakin meningkat walaupun pada beberapa titik terjadi penurunan. Penurunan terjadi pada pada tahun 2019 dan 2021.

"Secara umum pengeluaran konsumsi makanan masih mendominasi. Bisa dikatakan bahwa kesejahteraan penduduk di Kabupaten Pandeglang relatif masih rendah,” demikian dilansir dari buku Statistik Daerah Kabupaten Pandeglang 2024, yang dipublikasi Badan Pusat Statistik Pandeglang (BPS) Pandelang.

Menurut BPS Pandeglang, seringkali ketidakmampuan orang tua untuk menyekolahkan anak dikaitkan dengan ketidakmampuan dalam hal keuangan, di sisi lain untuk konsumsi tembakau atau rokok cukup besar.

Baca Juga: Andra Soni Ungkap Tujuan Efisiensi Untuk Optimalkan Pembangunan Masyarakat

Dengan demikian apabila konsumsi rokok dan tembakau dikurangi, mungkin masalah keuangan untuk pendidikan sedikit bisa teratasi.

Sementara, Bupati Pandeglang, R. Dewi Setani menyebut, fenomena tersebut dapat berdampak negative terhadap kualitas sumber daya manusia (SDM) dan kesejahteraan masyarakat.

Pengeluaran yang lebih besar untuk rokok, kata Dewi, dapat mengurangi alokasi dana untuk kebutuhan penting lainnya, seperti pendidikan dan kesehatan, yang esensial untuk pembangunan jangka panjang.

Baca Juga: Wakil Ketua DPRD Kota Serang Farhan Aziz, Gelar Hearing Dialog, Bahas Infrastruktur hingga Pengangguran

“Oleh karena itu, penting bagi pemerintah dan masyarakat untuk meningkatkan kesadaran akan dampak negatif dari tingginya konsumsi rokok dan mendorong alokasi pengeluaran yang lebih bijak demi kesejahteraan dan masa depan yang lebih baik,” kata Bupati Dewi, Selasa (11/3/2025).

 

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Ikawati

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

PWNU Banten Serukan Islah Terkait Konflik di PBNU

Selasa, 2 Desember 2025 | 15:24 WIB
X