nasional

"All Eyes on Papua" Kenapa Viral dan Apa yang Terjadi?

Selasa, 4 Juni 2024 | 20:01 WIB
Perwakilan Suku Awyu dan Suku Moi yang datang jauh ke Jakarta demi mempertahankan hutan adat mereka. (Foto: Instagram @bigalpha.id)

TOPMEDIA - Beberapa hari terakhir, kalian pasti sering ngeliat poster "All Eyes on Papua" berseliweran di media sosial. Poster ini telah dibagikan sebanyak 1,8 juta kali di IG Story.

Viralnya kasus ini berawal dari sebuah video perwakilan Suku Awyu dan Suku Moi yang datang jauh ke Jakarta demi mempertahankan hutan adat mereka, tepatnya di depan gedung Mahkamah Agung (MA).

Masyarakat adat kedua suku ini tengah terlibat gugatan hukum dengan pemerintah dan perusahaan sawit.

Baca Juga: Presiden Jokowi Beri Izin Tambang Pada Ormas Keagamaan! Kabar Baik atau Buruk?

Perjuangan Suku Awyu

Hutan masyarakat Suku Awyu di Boven Digoel (Papua Selatan) dikonversi menjadi perkebunan kelapa sawit terbesar di Indonesia, melalui proyek Tanah Merah, yang dioperasikan 7 perusahaan.

Selain itu, pemerintah provinsi juga mengeluarkan izin kelayakan lingkungan hidup untuk PT IAL seluas 36.094 hektare.

Masalahnya, sebagiannya berada di hutan adat Marga Moro, bagian dari Suku Awyu.

Diketahui 7 perusahaan yang dimaksud adalah PT MJR, PT KCP, PT GKM, PT ESK, PT TKU, PT MSM, dan PT NUM.

Baca Juga: Rocky Gerung Bingung Jokowi Bagi Bagi Jatah IUP Tambang ke Ormas Keagamaan: Tugas Mereka Itu Berdoa!

Perjuangan Suku Moi

Suku Moi di Sorong (Papua Barat Daya) juga tengah memperjuangkan hal yang sama. 

Suku Moi berjuang melawan PT SAS yang menggunduli 18.160 hektare hutan adat untuk perkebunan sawit.

PT SAS sendiri memegang konsesi seluas 40 ribu hektare di Kabupaten Sorong.

"Keberadaan PT SAS sangat merugikan kami masyarakat adat. Kalau hutan adat kami hilang, mau ke mana lagi kami pergi," ungkap Fiktor Klafiu, Perwakilan Masyarakat Adat Moi.

Halaman:

Tags

Terkini