Hati-hati Kita Terjebak Pada Gejala Awal Berburuk Sangka Kepada Allah

photo author
- Sabtu, 12 Februari 2022 | 06:30 WIB
Ilustrasi ragu-ragu (bacaanmadani)
Ilustrasi ragu-ragu (bacaanmadani)

TOPMEDIA.CO.ID - Berbaiksangkalah terhadap Allah SWT, jangan kemudian ketika kita ditimpa musibah, dengan mudah menuding Tuhan jahat kepada kita karena memberikan musibah yang tak berhenti-henti yang membuat hidup kita stres dan berantakan.

Kadang kita juga sebagai manusia lemah suka menggerutu dalam hati, padahal sudah melakukan usaha, do'a, ah belum juga mendapat apa yang kita inginkan, mungkin belum takdir, dan lain-lain sebagainya sehingga berujung kita berburuk sangka sama Allah SWT.

Dalam sebuah riwayat, Rasul pernah mewanti-wanti agar jangan sampai dicabut nyawa kita kecuali dalam keadaan berprasangka baik kepada Allah SWT. Artinya, karena kita tidak tahu kapan nyawa kita akan dicabut, maka sepanjang hidup, kita harus berpikiran positif kepada Allah, jangan sekali-kali pernah punya prasangka jelek kepada Tuhan, apa pun kondisi kita.

Nah, mari kita mengenali sejak dini, gejala penyakit suuddzon billah (prasangka buruk kepada Allah) ini, dengan harapan kita bisa memahami hakikat menjadi hamba yang ikhlas dalam menjalani hidup dengan ringan dan tanpa beban.

Imam Syafi’i mendiagnosis ada tiga indikasi seseorang terkena gejala suuddzon billah dalam kehidupannya. Salah satunya adalah memiliki rasa was-was atau ragu.

Ragu-ragu adalah sesuatu yang manusiawi, akan tetapi jika overdosis atau berlebihan, maka ia berubah menjadi was-was. Selalu merasa ada yang kurang, ada yang salah, ada yang tidak sesuai, tidak pas, selalu gelisah dan serupanya, baik ketika beraktivitas, berinteraksi, terlebih ketika beribadah.

Dalam kehidupan, ada orang yang selalu was-was saat meninggalkan rumah. Ia merasa apakah sudah mematikan kompor, menutup keran air, mengunci pintu dsb. Ketika bekerja pun demikian, tidak ada kemantapan, hilang percaya diri, minder berlebihan, selalu ada yang salah dalam pekerjaannya.

Sejumlah perilaku diatas adalah gejala suuddzon kepada Allah, berpikiranan negatif kepada Tuhan. Kenapa? Karena ia merasa tidak yakin bahwa Allah ada untuk melindunginya. Seakan-akan ia hidup sendiri tidak ada Yang mengaturnya. Seakan-akan tidak ada celah bagi Allah untuk menoleransinya ketika ia harus salah, lupa, dan alpa. Secara tidak sadar ia sudah terjebak pada gejala awal berburuk sangka kepada Allah.***

 

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Beni Hendriana

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X