Pada saat seperti itu, Allah mewahyukan kepada Isa, ‘Sungguh, Aku mengeluarkan hamba-hamba-Ku yang tidak terkalahkan oleh siapa pun. Karena itu, selamatkanlah hamba-hamba-Ku (yang shalih) ke bukit Thur.’
Baca Juga: Kisah Sahabat Nabi, Abu Bakar As Siddiq Penuh Keteladanan
Lalu, Allah Subhanahu wa Ta’ala membangkitkan Ya’juj dan Ma’juj. Mereka turun melandai dari tampat yang tinggi. Gelombang pertama melewati Danau Thabariyah, lalu mereka meminum habis air telaga tersebut.
Kemudian, lewat pula rombongan yang lain. Mereka berkata, ‘Sesungguhnya dahulu di sini ada air.’ Kemudian Nabi Isa dan para sahabat beliau terkepung sehingga sebuah kepala sapi lebih berharga bagi mereka daripada seratus dinar bagi seseorang pada hari itu (karena kekurangan makanan).
Nabi Isa bin Maryam dan para sahabatnya berdoa, kemudian Allah mengirim kepada mereka penyakit hidung seperti yang menimpa hewan-hewan, sehingga pagi harinya mereka semua mati.
Baca Juga: Biografi Umar bin Khattab, Sahabat Nabi Muhammad SAW
Kemudian, Nabi Isa dan para sahabatnya turun ke bumi. Tetapi tidak sejengkal tanah pun didapatinya melainkan penuh dengan bangkai-bangkai busuk. Kemudian, Nabiyullah Isa dan para sahabatnya berdoa, semoga Allah berkenan menyingkirkan bangkai-bangkai busuk itu.
Maka, Allah mengutus burung-burung sebesar unta yang mengangkat bangkai-bangkai tersebut dan melemparkannya ke tempat yang dikehendaki Allah. Kemudian Allah menurunkan hujan, sehingga bersihlah bumi dari rumah tanah liat dan rumah-rumah bulu. Sehingga, bumi kelihatan bersih seperti kaca.
Kemudian Allah memerintahkan kepada bumi, ‘Tumbuhkanlah tumbuh-tumbuhanmu dan kembalikan keberkatanmu!’ Seketika itu, sekelompok keluarga kenyang memakan sebuah delima dan mereka dapat berteduh di bawah kulitnya.
Baca Juga: Kisah Sahabat Nabi, Keutamaan yang Dipegang Teguh Abu Bakar ash-Shiddiq
Rezeki mereka sangat berkah, sehingga susu seekor unta cukup untuk orang sekampung, susu seekor sapi cukup untuk orang sekabilah, susu seekor biri-biri cukup untuk sekelompok keluarga dekat.
Ketika mereka sedang berada dalam keridhaan Allah yang demikian, tiba-tiba Allah mengirim angin sejuk lewat ketiak mereka, maka tercabutlah ruh setiap orang mukmin dan orang muslim.
Maka, tinggallah orang-orang jahat belaka, mereka bercampur-baur seperti keledai. Maka, ketika itu terjadilah kiamat.”***