muslim

Kisah Perang Badar, Perang Dahsyat di Bulan Ramadhan-II

Minggu, 6 Februari 2022 | 16:40 WIB
Ilustrasi foto tangkap layar Pertempuran Badar (Tafakkur Fiddin )

TOPMEDIA - Di kota Mekah Ibnu Amr Al-Gifari membakar semangat kaum Qureisy agar mereka semuanya siap. Dengan darah mendidih mereka berangkat tanpa menghiraukan kesulitan dan rintangan.

Mereka terdiri dari 950 orang prajurit dan membawa dua ratus ekor kuda. Bersama mereka turut serta beberapa orang wanita memukul rebana dan menyanyikan lagu-lagu mengejek kaum muslimin. Mereka menuju arah Utara hendak menyusul kafilah yang sedang berjalan ke arah Madinah untuk bergabung.

Abu Sufyan nampaknya tidak sabar menunggu datangnya bala bantuan. Ia mencurahkan kewaspadaan dan kecerdikannya menghindari serangan kaum muslimin. Sehingga ia terus berjalan dan tiba di pinggir Lembah Badar bersebelahan dengan pusaka kaum muslimin.

Baca Juga: Apakah Hijab dan Jilbab itu Wajib Dikenakan Perempuan Muslim, Berikut Padangan Quraish Shihab

Pasukan kedua belah pihak semakin saling berdekat. Rasulullah SAW sendiri tidak bisa membayangkan apa yang terjadi akibat konfrontasi yang mengerikan itu.

Alkisah, setelah semuanya siap, kaum muslimin bergerak menuju medan laga, bertempur melawan musuh yaitu kaum musyrikin. Mereka mengambil posisi yang terdekat dengan sumber air. Tempat ini dipilih oleh Rasulullah SAW berdasar pendapatnya sendiri dan sebagai strategi pertempuran.

Ilustrasi foto tangkap layar suasana medan perang (Tafakkur Fiddin )

Namun Al-Khabbab bin Al-Munzir mengajukan saran dan pendapat kepada Rasulullah agar tidak memilih tempat itu. Karena dengan alasan yang cukup masuk akal, ditinjau dari strategi berperang, usul Al-Khabbab diterima. Rasul berkata: “Pendapatmu sungguh baik”.

Baca Juga: Hijab Tercanggih Di Dunia, Gunakan Teknologi Anti Air Dan Panas

Kemudian Rasul memerintahkan agar pasukan dipindah ke tempat sumber air yang terdekat dengan musuh sesuai saran Al-Khabbab. Sekarang kaum muslimin telah menguasai sumber-sumber air.

Kaum musyrikin mulai serangannya. Pecahlah perang antara kedua pasukan. Para sahabat, diantaranya, Hamzah bin Abdul Mutthalig, Abu Abaidah bin Harist dan Ali bin Thalib, dapat dilumpuhkan lawan-lawan mereka dalam perang tanding satu lawan satu.

Namun, sahabat Abu Abaidah ternyata gugur dalam perang syahid tersebut. Menghadapi lawan pertempuran yang buruk itu pasukan kafir Qureisy semakin beringas dan terjadilah perang terbuka.

Baca Juga: Pernah Dilarang Desta Pakai Jilbab, Natasha Rizki: Aku Pernah Minta Cerai

Rasulullah segera mengeluarkan komando agar supaya seragam kaum musyrikin dipatahkan. Beliau seru: “Musuh sedang mengepung kalian, cerai beraikan mereka dengan serangan panah dan jangan terus menyerang sebelum diizinkan.”

Pertempuran berlangsung semakin luas dan mendekati titik puncaknya.

Halaman:

Tags

Terkini