"Sangat menyedihkan bagi pasangan yang telah menjadi pasangan setia selama bertahun-tahun berpisah karena kehadiran orang baru," tuturnya.
Selain itu, Emily mengatakan isu perselingkuhan di dalam keluarga akan berdampak pada trauma emosional.
"Dapat dimengerti, bahwa sulit untuk memahami bahwa tidak ada obat terhadap luka dan trauma emosional yang sebagian besar dibawa oleh perselingkuhan," ujarnya.
Emily juga memberikan saran bagi setiap orang yang menghadapi keretakan rumah tangga
akibat perselingkuhan, agar dapat saling menenangkan pikiran bagi kedua belah pihak.
"Emosi, tentu saja, namun berikan fokus juga pada hal sekitar, seperti psikologi anak-anak dan urusan finansial," sebutnya.
Menurutnya, persidangan cerai juga akan sulit menemukan titik terang jika emosi masih menyelimuti kedua pihak.
"Hal ini dapat menyulitkan pengadilan untuk memberikan nasihat dan memberikan keputusan pengadilan," pungkasnya.***