milenial

Fenomena 'Doom Spending' Sebabkan Gen Z dan Milenial Jadi Cepat Miskin

Kamis, 26 September 2024 | 17:50 WIB
Potret Gen z dan Milenial fenomena Doom Speending (TOPMedia.co.id / Istimewa)

TOPMEDIA.CO.ID - Fenomena 'doom spending' adalah kebiasaan yang kerap kali dilakukan oleh sebagian besar generasi Z dan milenial.

Fenomena yang juga biasa disebut sebagai 'self reward' ini merupakan kebiasaan dimana seseorang senang menghabiskan uang secara impulsif untuk membeli barang-barang mewah dibandingkan untuk menabung.

Kebiasaan ini diklaim menjadi salah satu cara bagi mereka untuk menenangkan diri akibat rasa pesimis dan stres terkait situasi ekonomi di masa sekarang ataupun masa depan.

Hal ini diperkuat dengan data hasil survei terhadap 1.000 warga Amerika yang dilakukan oleh Intuit Credit Karma. Hasilnya menunjukkan bahwa 96 persen dari mereka merasa khawatir dengan kondisi ekonomi saat ini.

Bahkan, seperempat dari mereka rela mengeluarkan uang untuk mengatasi stres yang dialaminya.

Adapun faktor lain yang juga menjadi penyebab terjadinya fenomena ini adalah berita buruk yang terus menerus diterima oleh generasi Z dan milenial saat ini yang membuat mereka merasa seperti kiamat.

Oleh karena itu, mereka memilih untuk membeli lebih banyak barang untuk mengatasi stres dan mendapat kesenangan.

Namun, jika hal ini terus menerus dilakukan tanpa adanya kontrol, maka akan menyebabkan kian melebarnya kesenjangan ekonomi di kalangan generasi Z dan milenial dimana akan berujung pada cepat miskinnya mereka dibandingkan dengan generasi lainnya yang tidak memiliki kebiasaan seperti ini.

Baca Juga: Gerebek Kontrakan dan Kos Kosan, Lurah Ramanuju Imbau Warga Tetap Jaga Ketertiban

Dosen senior keuangan King's Business School dan mantan bankir Ylva Baeckstrom juga mengungkapkan bahwa fenomena 'doom spending' yang terjadi akibat paparan berita buruk dari media sosial ini adalah hal yang tidak sehat dan justru bersifat fatal.

Bagaimana tidak, generasi yang seharusnya lebih gencar membiasakan diri untuk menabung demi bekal masa tua, justru malah memilih untuk menjalankan kebiasaan buruk, yakni berbelanja secara berlebihan untuk menerjemahkan perasaan buruknya.

"Para anak muda ini menerjemahkan perasaan buruk mereka menjadi kebiasaan belanja yang buruk," ujarnya pada Rabu, 25 September 2024.

Lebih lanjut, menurut Survei Keamanan Finansial International Your Money CNBC yang dilakukan oleh Survey Monkey terhadap 4.342 orang dewasa di seluruh dunia, dihasilkan bahwa hanya sebanyak 36,5 persen orang dewasa di dunia yang merasa lebih baik secara finansial daripada orang tua mereka.

Sementara 42,8 persen orang dewasa lainnya merasa bahwa mereka lebih buruk secara finansial dibandingkan dengan orang tua mereka.

Halaman:

Tags

Terkini