Penulis: Muflihah (Mahasiswa Hukum Unpam PSDKU Serang)
TOPMEDIA.CO.ID - Pendidikan Kewarganegaraan (PKN) adalah pilar penting dalam pembentukan warga negara yang cerdas, bermoral, dan bertanggung jawab.
Namun, di era digital yang serba cepat ini, tantangan untuk menghubungkan kurikulum PKN dengan implementasi praktis dalam kehidupan nyata semakin kompleks.
Oleh karena itu, tujuan pendidikan kewarganegaraan harus diperbarui dan disesuaikan agar tetap relevan dan efektif.
Baca Juga: Esensi Pendidikan Kewarganegaraan dalam Menjaga Stabilitas Supremasi Hukum di Provinsi Banten
Dalam kurikulum PKN, nilai-nilai luhur seperti toleransi, demokrasi, dan kepedulian sosial ditanamkan.
Namun, masalah utamanya adalah memastikan nilai-nilai ini tidak hanya diajarkan sebagai teori di kelas.
Saat ini, dengan segala informasi yang tersedia, era digital juga membawa ancaman berupa penyebaran hoaks, intoleransi, dan radikalisme, yang dapat mempengaruhi pemikiran generasi muda.
Baca Juga: DKKI: FORPROV I Banten 2024 ajang cari bibit atlet berprestasi
Oleh karena itu, PKN harus menjadikan literasi digital sebagai komponen penting dari pembelajaran mereka.
Untuk menerapkan PKN di era digital, diperlukan pendekatan yang lebih kontekstual. Guru dapat menggunakan teknologi untuk membuat pembelajaran yang interaktif dan relevan.
Misalnya, menggunakan media sosial sebagai alat untuk mendidik orang tentang toleransi dan percakapan publik, atau menggunakan model demokrasi digital untuk mengajarkan kolektif cara mengambil keputusan.
Selain itu, di era komputer dan internet saat ini, siswa harus dibekali dengan keterampilan pemilihan data kritis. Siswa harus dididik tentang cara membedakan berita palsu, bagaimana berinteraksi secara etis di dunia maya, dan bagaimana dampak dari jejak digital mereka.