mahasiswa

Kerusuhan Mei 1998: Ketika Reformasi Mengguncang Fondasi Bangsa

Sabtu, 9 November 2024 | 16:54 WIB
Penulis Mahasiswa Pengantar Ilmu Politik, Prodi Ilmu Komunikasi, FISIP Untirta, Agista Rissa Arianty. (Topmedia.co.id/Istimewa)

Penulis Mahasiswa Pengantar Ilmu Politik, Prodi Ilmu Komunikasi, FISIP Untirta, Agista Rissa Arianty

TOPMEDIA.CO.ID - Dua puluh enam tahun berlalu, namun ingatan tentang Kerusuhan Mei 1998 masih terpatri kuat dalam memori bangsa Indonesia. Sebagai mahasiswa sejarah yang lahir setelah peristiwa tersebut, saya merasa terpanggil untuk mengupas kembali tragedi yang menjadi titik balik dalam perjalanan demokrasi Indonesia. 

Melalui analisis mendalam, saya mencoba merangkai puzzle sejarah yang masih menyisakan banyak pertanyaan hingga hari ini.

Akar Krisis yang Menggeliat

Krisis moneter yang melanda Asia pada pertengahan 1997 menjadi pemantik awal gejolak sosial-politik di Indonesia. Rupiah yang terdepresiasi hingga Rp 17.000 per dolar AS menciptakan efek domino yang menghancurkan sendi-sendi perekonomian.

Baca Juga: Rapat Kerja Komisi I DPRD Banten Bahas Evaluasi Pelaksanaan dan Program Kerja

Harga-harga melambung, pengangguran meningkat, dan ketidakpastian mencengkeram kehidupan masyarakat. Di tengah situasi ini, kepercayaan publik terhadap pemerintahan Orde Baru yang telah berkuasa selama 32 tahun mulai goyah.

Sebagai kaum Generasi Z, sulit rasanya membayangkan bagaimana masyarakat kala itu hidup dalam ketakutan dan ketidakpastian. Namun, dari berbagai informasi yang saya kumpulkan, terungkap bahwa tekanan ekonomi yang mencekik telah mengubah rakyat yang semula pasif menjadi berani menyuarakan aspirasinya.

Gelombang Demonstrasi dan Eskalasi Kekerasan Gerakan mahasiswa menjadi ujung tombak perjuangan reformasi. Kampus-kampus besar di seluruh Indonesia berubah menjadi episentrum protes.

Baca Juga: Usai Salat Jumat, Petugas BPBD Kota Cilegon Evakuasi Pohon Tumbang di Sumampir

Tuntutan reformasi total yang mencakup perubahan sistem politik, ekonomi, dan hukum bergema dari Sabang sampai Merauke. Tapi, 

siapa yang menyangka bahwa aksi damai ini akan berubah menjadi tragedi berdarah?

Tanggal 12 Mei 1998 menjadi titik hitam ketika empat mahasiswa Trisakti tertembak dalam aksi demonstrasi. Peristiwa ini menjadi katalisator yang memicu kemarahan massa. Jakarta dan beberapa kota besar lainnya seketika berubah menjadi lautan api.

Baca Juga: Debat Calon Bupati Serang, Andika-Nanang Janji Terapkan Program Kerja dan Visi Misi

Halaman:

Tags

Terkini

Ketika Keadilan Hanya Milik yang Mampu

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:55 WIB

Keadilan sebagai Hak, Bukan Kemewahan

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:51 WIB