Menurut sebuah penelitian, seperti dikutip dari Nutrition Facts, ada peningkatan lima persen hormon kortisol dari setiap mengonsumsi daging olahan. Dampak jangka panjangnya, seseorang bisa mengidap hiperkortisolemia (tingginya kortisol dalam darah) hingga obesitas.
5. Makanan yang digoreng
Menggoreng adalah salah satu cara pengolahan makanan yang banyak dijumpai di masyarakat. Padahal, kebiasaan makan makanan yang digoreng bisa menurunkan energi dan meningkatkan kadar kortisol di dalam tubuh.
Menurut sebuah publikasi di Perpustakaan Kedokteran Nasional Amerika Serikat, lemak trans yang hampir selalu ada di gorengan bisa menimbulkan berbagai gangguan suasana hati, seperti mudah cemas.
Menurut American Psychological Association, gangguan kecemasan sendiri bisa menjadi salah satu tanda dari kondisi stres. Jika terus dibiarkan, keadaannya dapat bertambah parah dan mungkin bisa berubah menjadi depresi.
6. Makanan dengan tinggi gula
Gula adalah salah satu pemanis yang masih menjadi pilihan utama banyak orang. Namun, tahukah kamu bahwa konsumsi terlalu banyak gula bisa meningkatkan risiko stres?
Dikutip dari Healthline, makanan manis dapat melemahkan kemampuan tubuh untuk meredakan stres. Sebab, gula bisa menekan fungsi bagian otak bernama hipotalamus hipofisis adrenal (HPA) yang bertugas mengontrol respons terhadap stres.
Selain itu, gula juga bisa memengaruhi suasana hati atau mood, lho. Menurut sebuah penelitian pada 2019, konsumsi gula berlebih dapat mengganggu suasana hati seperti mudah cemas secara berulang.
7. Makanan dengan tinggi garam
Makanan terakhir yang sebaiknya dibatasi konsumsinya agar tak mudah stres adalah menu dengan kandungan tinggi garam.
Berdasarkan penelitian pada 2019 yang terbit di Journal of Frontiers in Behavioral Neuroscience, konsumsi garam berlebihan dapat melemahkan respons tubuh untuk meredakan stres. Di waktu yang sama, kadar hormon pemicu stres juga meningkat.
Nah, itulah daftar makanan yang sebaiknya kamu batasi konsumsinya agar terhindar dari stres. Jika stres sudah dirasakan, penting untuk mengelolanya dengan baik agar tak berubah menjadi gangguan psikologis lain seperti depresi. Tetap jaga kesehatan, ya!(Redaksi)
Sumber: Gooddocter.co.id