Pendemi Belum Reda, Ahli Peringatkan Adanya Gelombang Kedua Dari COVID-19

photo author
- Senin, 4 Mei 2020 | 14:54 WIB

Sebagai negara pertama yang terkena dampak dari pandemi ini, Tiongkok tampaknya telah berhasil menghentikan gelombang pertama lewat langkah-langkah yang agresif.

Akan tetapi, risiko dari COVID-19 masih terus mengintai, terutama penularan virus yang berasal dari orang yang baru dari luar negara. 

Para peneliti akhirnya menganalisis data dari Komisi Kesehatan lokal terkait kasus COVID-19 yang dikonfirmasi antara pertengahan Januari dan 29 Februari 2020 di kota-kota tertentu.

Jumlah kasus harian dari luar dan lokal baru pun dipakai untuk membuat kurva epidemi untuk setiap lokasi. Data ini dibuat berdasarkan tanggal timbulnya gejala, kapan kasus terkonfirmasi dilakukan, hingga tindakan pengendalian virus setelah gelombang pertama berkurang.

Analisis dari penelitian ini menunjukkan bahwa daerah di luar Hubei perlu mengangkat langkah-langkah pengendalian secara bertahap. Hal ini bertujuan agar jumlah angka kasus baru saat gelombang kedua COVID-19 tidak melebih gelombang pertama.

Jika tidak, angka kasus akan semakin meningkat selama proses mengembalikan keadaan menjadi seperti semula. Selain itu, sebuah perkiraan muncul bahwa physical distancing perlu diterapkan kembali secara bergantian hingga tidak mengurangi beban saat kembali ke semula.

Semua hal ini akan membutuhkan usaha ekstra agar angka kasus tidak melonjak tiba-tiba seperti saat gelombang pertama. 

Dengan begitu, pemerintah dapat menghindari dampak besar yang dihasilkan oleh gelombang pertama dari COVID-19. Mulai dari gugurnya tenaga kesehatan hingga berbagai sektor bisnis yang lumpuh akibat pandemi ini.

Mempersiapkan diri menghadapi gelombang kedua COVID-19

Banyak hal terkait COVID-19 belum diketahui, sehingga mungkin saja akan sulit untuk mengatur rencana dalam menghadapi gelombang kedua pandemi ini. Ada beberapa hal yang sebenarnya bisa terus diterapkan dalam mengatasi masalah ini, yaitu:

Tetap menerapkan physical distancing

Salah satu hal yang perlu tetap dilakukan dalam mempersiapkan diri menghadapi gelombang kedua COVID-19 adalah physical distancing.

Pemerintah masih perlu tetap mengimbau masyarakat untuk tetap menghindari kerumunan atau menggelar acara yang melibatkan orang banyak. 

Hal ini dikarenakan beberapa bulan ke depan mungkin akan ada banyak negara yang mulai kembali ruang publik dan bisnis mereka. Kembali bekerja dan bersekolah hingga bertemu dengan orang lain pun perlahan kembali menjadi rutinitas biasa. 

Physical distancing dinilai sangat membantu dalam menekan angka penyebaran virus dan meringankan bebas petugas kesehatan.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Administrator

Tags

X