Keempat, air telaga bersumber dari surga
Dari Tsauban radhiyallahu ‘anhu,
Ø³ÙØ¦ÙÙ„ÙŽ عَنْ عَرْض٠الØÙŽÙˆØ¶Ù Ùَقَالَ « Ù…Ùنْ مَقَامÙÙ‰ Ø¥ÙÙ„ÙŽÙ‰ عَمَّانَ ». ÙˆÙŽØ³ÙØ¦ÙÙ„ÙŽ عَنْ شَرَابÙÙ‡Ù Ùَقَالَ « أَشَدّ٠بَيَاضًا Ù…ÙÙ†ÙŽ اللَّبَن٠وَأَØÙ’Ù„ÙŽÙ‰ Ù…ÙÙ†ÙŽ Ø§Ù„Ù’Ø¹ÙŽØ³ÙŽÙ„Ù ÙŠÙŽØºÙØªÙ‘Ù ÙÙيه٠مÙÙŠØ²ÙŽØ§Ø¨ÙŽØ§Ù†Ù ÙŠÙŽÙ…ÙØ¯Ù‘َانÙÙ‡Ù Ù…ÙÙ†ÙŽ الْجَنَّة٠أَØÙŽØ¯ÙÙ‡Ùمَا Ù…Ùنْ ذَهَب٠وَالآخَر٠مÙنْ وَرÙÙ‚Ù
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah ditanya tentang lebar telaga. Jawab beliau, “Dari tempatku ini sampai Oman.” Lalu beliau ditanya tentang kondisi airnya, jawab beliau, “Lebih putih dari susu, lebih manis dari madu, ada dua pancuran yang selalu memancar, terhubung sampai ke surga. Yang satu dari emas dan yang satu dari perak.” (HR. Muslim 6130).
Kelima, Luas telaga dan Gayungnya
Dari Abdullah bin Amr bin Ash radhiyallahu ‘anhuma, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
ØÙŽÙˆÙ’ضÙÙ‰ مَسÙيرَة٠شَهْر٠، مَاؤÙه٠أَبْيَض٠مÙÙ†ÙŽ اللَّبَن٠، وَرÙÙŠØÙه٠أَطْيَب٠مÙÙ†ÙŽ Ø§Ù„Ù’Ù…ÙØ³Ù’ÙƒÙ ØŒ ÙˆÙŽÙƒÙيزَانÙÙ‡Ù ÙƒÙŽÙ†ÙØ¬Ùوم٠السَّمَاءÙ
Telagaku lebarnya sejauh perjalanan sebulan. Airnya lebih putih dari susu, aromanya lebih harum dari kesturi, gayungnya seperti bintang di langit. (HR. Bukhari 6579 & Muslim 6111).
Gayungnya disamakan dengan bintang artinya sama dalam jumlah dan gemerlapnya.
Mereka yang Disesatkan dari Telaga
Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu bercerita,
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah mendatangi kuburan, lalu beliau memberi salam, “Salamu alaikum, wahai penduduk negeri kaum mukminin, kami insyaaAllah akan bertemu kalian.” Lalu beliau mengatakan,
“Saya ingin ketemu dengan teman-temanku.”
“Bukankah kami ini teman-teman anda ya Rasulullah?” tanya para sahabat.
“Bukan, kalian sahabatku. Teman-temanku adalah umat islam yang akan datang setelah masa ini. Aku menunggu mereka di telagaku.” Jawab Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam.