“Ada salah seorang sahabat Rasul Shallallahu ‘alaihi wasallam bertemu denganku lalu ia memegang pundakku dari belakang dan berkata :
أما إني Ø£ØØ¨Ù‘Ùƒ
“Sungguh saya mencintaimu.”
Dia lalu berkata :
Ø£ØØ¨Ùƒ الله الذي Ø£ØØ¨Ø¨ØªÙ†ÙŠ Ù„Ù‡
“Semoga Allah yang membuatmu mencintaiku turut mencintaimu.”
Dia berkata, “Sekiranya Rasulullah SAW tidak bersabda: ‘Jika seorang pria mencintai saudaranya hendaklah dia memberi tahu bahwa dia mencintainya,’ maka tentulah ucapanku tadi tidak kuberitahukan kepadamu.” (lihat kisahnya dalam Adabul Mufrod 422/543. HR. Bukhari. Muhaddits Al Albani mengatakan bahwa hadits ini hasan shahih).
Inilah ajaran Islam yang mengajarkan untuk saling mencintai. Ketika kita mencintai saudara kita karena Allah, maka ungkapkanlah cinta tersebut dengan mengatakan, “Inni uhibbuk” atau “Inni uhibbuk fillah”.
Lalu ketika saudaranya mendengar, maka balaslah dengan mengucapkan "ahabbakallahu alladzi ahbabtani lahu” (Semoga Allah turut mencintaimu sebagaimana engkau telah mencintaiku karena-Nya)
Dan ini menunjukkan hendaknya cinta dan benci pada orang lain dibangun karena Allah, bukan karena mengikuti tren orang Korea atau “Barat” atau orang-orang yang tidak beriman Kepada Allah Yang Maha Esa, baik untuk maksud dunia semata apalagi hawa nafsu sesat. Wallahu A’lam.
(RED)
Sumber : Bimbinganislam.com