مَنْ كانَ ÙŠÙØ¤Ù’Ù…ÙÙ†Ù Ø¨ÙØ§Ù„Ù„Ù‡Ù ÙˆÙŽØ§Ù„Ù’ÙŠÙŽÙˆÙ’Ù…Ù Ø§Ù„Ù’Ø¢Ø®ÙØ±Ù ÙَلْيَقÙلْ خَيْرًا أَوْ Ù„ÙÙŠØµÙ’Ù…ÙØªÙ’
“Siapa saja yang beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah dia berkata yang baik atau diam.” (HR. Bukhari no. 6018 dan Muslim no. 47)
Ketiga, wasiat untuk memiliki sifat qana’ah.
Wasiat ketiga mengandung pelajaran untuk bersikap qana’ah, dan menggantungkan hati sepenuhnya kepada Allah Ta’ala, bukan kepada manusia, siapa pun mereka. Kumpulkanlah rasa putus asa atas apa yang dimiliki oleh orang lain, jangan berharap kepada mereka, dan gantungkanlah harapanmu hanya untuk Allah Ta’ala saja. Engkau tidak meminta, kecuali hanya meminta kepada Allah Ta’ala. Engkau tidak berharap, kecuali hanya berharap kepada Allah Ta’ala saja. Engkau berputus asa dari siapa pun, kecuali Allah Ta’ala. Sehingga Engkau pun hanya berharap kepada Allah Ta’ala saja. Shalat adalah penghubung antara seseorang dengan Allah Ta’ala, sehingga shalat adalah sarana utama untuk mendapatkan pertolongan dari Allah Ta’ala.
Jika seseorang hanya berharap kepada Allah Ta’ala, dia akan hidup dengan qana’ah, dia hanya bertawakkal kepada Allah Ta’ala. Allah Ta’ala pun akan mencukupinya di dunia dan di akhirat.
Allah Ta’ala mengatakan,
أَلَيْسَ اللَّه٠بÙكَاÙ٠عَبْدَهÙ
“Bukankah Allah cukup untuk melindungi hamba-hamba-Nya?” (QS. Az-Zumar [39]: 36)
Allah Ta’ala mengatakan,
ÙˆÙŽÙ…ÙŽÙ† يَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّه٠ÙÙŽÙ‡ÙÙˆÙŽ ØÙŽØ³Ù’بÙÙ‡Ù
“Dan barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah, niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya.” (QS. Ath-Thalaq [65]: 3) (RED)
Sumber: Muslim.or.id