Penting Bagi Muslim Dalam Menjalani Hidup, 3 Wasiat Rasulallah SAW Ini Jangan Pernah Ditinggalkan!

photo author
- Senin, 12 Oktober 2020 | 09:18 WIB

Kedua, wasiat untuk menjaga lisan.

Wasiat kedua adalah wasiat untuk menjaga lisan. Lisan adalah perkara paling berbahaya dalam diri seorang manusia. Jika ada kalimat yang keluar dari lisan seseorang, maka dia harus bertanggung jawab alias menanggung akibatnya. Oleh karena itu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mengatakan, “Janganlah kamu mengatakan suatu perkataan yang akan kamu sesali (di kemudian hari).” Maksudnya, kita menyesal kemudian sibuk meminta maaf kepada orang lain sebagai akibat dari kalimat yang kita ucapkan tersebut.

Ya, hari ini kita mengucapkan suatu kalimat, lalu di kemudian hari kita sibuk meminta maaf atas kalimat yang kita ucapkan. Atau di kemudian hari kita sibuk membuat klarifikasi atas pernyataan yang kita buat. Hal ini karena ternyata kalimat tersebut menyakiti orang lain, misalnya.

Ini pula yang diwasiatkan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam kepada Mu’adz radhiyallahu ‘anhu. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

أَلَا أُخْبِرُكَ بِمَلَاكِ ذَلِكَ كُلِّهِ ؟ قُلْتُ: بَلَى يَا نَبِيَّ اللَّهِ، فَأَخَذَ بِلِسَانِهِ قَالَ: كُفَّ عَلَيْكَ هَذَا ، فَقُلْتُ: يَا نَبِيَّ اللَّهِ، وَإِنَّا لَمُؤَاخَذُونَ بِمَا نَتَكَلَّمُ بِهِ؟ فَقَالَ: ثَكِلَتْكَ أُمُّكَ يَا مُعَاذُ، وَهَلْ يَكُبُّ النَّاسَ فِي النَّارِ عَلَى وُجُوهِهِمْ أَوْ عَلَى مَنَاخِرِهِمْ إِلَّا حَصَائِدُ أَلْسِنَتِهِمْ

“Maukah kamu aku kabarkan dengan sesuatu yang menguatkan itu semua?”

Aku (Mu’adz) menjawab, “Ya, wahai Nabi Allah.”

Lalu beliau memegang lisannya, dan bersabda, “Tahanlah lidahmu ini.”

Aku bertanya, “Wahai Nabi Allah, (apakah) sungguh kita akan diazab disebabkan oleh perkataan yang kita ucapkan?”

Beliau menjawab, “(Celakalah kamu), ibumu kehilanganmu wahai Mu’adz. Tidaklah manusia itu disungkurkan ke dalam neraka di atas muka atau hidung mereka melainkan karena hasil ucapan lisan mereka?” (HR. Tirmidzi no. 2616. Dinilai shahih oleh Al-Albani dalam Shahih Al-Jaami’ no. 5136)

Dalam hadits yang lain, diceritakan oleh shabat Abu Sa’id Al-Khudhri radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mengatakan,

إِذَا أَصْبَحَ ابْنُ آدَمَ فَإِنَّ الْأَعْضَاءَ كُلَّهَا تُكَفِّرُ اللِّسَانَ فَتَقُولُ اتَّقِ اللَّهَ فِينَا فَإِنَّمَا نَحْنُ بِكَ فَإِنْ اسْتَقَمْتَ اسْتَقَمْنَا وَإِنْ اعْوَجَجْتَ اعْوَجَجْنَا

“Bila manusia berada di waktu pagi, seluruh anggota badan menutupi (kesalahan) lisan lalu berkata, “Takutlah pada Allah tentang kami, kami bergantung padamu. Apabila Engkau lurus, kami pun lurus. Dan apabila Engkau bengkok, kami pun (ikut) bengkok.” (HR. Ahmad no. 11908, Tirmidzi no. 2407. Dinilai hasan oleh Al-Albani dalam Shahih Al-Jaami’ no. 351)

Wasiat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Janganlah kamu mengatakan suatu perkataan yang akan kamu sesali (di kemudian hari)”; mengingatkan kita untuk selalu muhasabah dengan diri kita sebelum mengucapkan suatu perkataan. Hendaklah dia merenungkan, apakah ada kebaikan dalam kalimat yang akan dia ucapkan? Jika yang dia dapati hanya keburukan, tentu dia akan segera menahan lisannya. Begitu pula jika dia tidak tahu apakah dampaknya akan baik atau buruk, dia pun akan menahan diri sampai perkara tersebut jelas baginya.

Oleh karena itu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mengatakan,

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Administrator

Tags

X