4 Film dari Sutradara Perempuan Tanah Air Beri Warna dalam Sejarah Festival Film Indonesia

photo author
- Senin, 31 Oktober 2022 | 11:21 WIB
Ilustrasi foto, sutradara perempuan Indonesia, Ida Farida tahun 1979 (dok.Sinematek Indonesia)
Ilustrasi foto, sutradara perempuan Indonesia, Ida Farida tahun 1979 (dok.Sinematek Indonesia)

TOPMEDIA – Mendekati pengumuman penghargaan Festival Film Indonesia 2022, berikut ini 4 film yang perlu anda tonton karena memberikan warna dalam sejarah Festival Film Indonesia.

Ini 4 film rekomendasi yang perlu anda nonton dari sutradara perempuan tanah air karena telah memberi warna di gelaran Festival Film Indonesia.

Ada banyak sutradara perempuan di dunia perfilman Indonesia, berikut 4 film karya sutradara perempuan tanah air yang telah memberikan warna di sejarah Festival Film Indonesia.

Baca Juga: Link Nonton Festival Film Indonesia 2022, Berikut Jumlah Nominasinya!

Berikut 4 Film dari sutradara perempuan Indonesia yang karyanya mendapat penghargaan di Festival Film Indonesia:

Semua Sayang Kamu

Ida Farida awalnya dikenal sebagai penulis sastra, jurnalis film, hingga sutradar, dan penulis skenario yang produktif. Ia merupakan sutradara perempaun pertama yang meraih penghargaan di Piala Citra (Festival Film Indonesia).

Perempuan kelahiran Rangkasbitung tahun 1939 ini mendapat Festival Film Indonesia sebagai penulis skenario terbaik lewat film “Semua Sayang Kamu” pada tahun 1989.

Baca Juga: Cara Nonton Festival Film Indonesia 2022, Berikut link nontonnya FFI 2022!

Ida memulai debutnya sebagai sutradara lewat film berjudul  “Asmara di Balik Pintu” (1984). Ia kemudian juga menyutradarai di antaranya film “Perempuan Kedua” (1990) dan "Barang Titipan" (1991). Ida Farida penulis skenario dan sutradara film serial “Si Doel Anak Sekolahan.”

Mutiara dalam Lumpur

Sofia WD (1924-1986) awalnya dikenal sebagai artis film (aktris film). Prestasinya di bidang akting memberinya Piala Citra (Festival Film Indonesia)sebagai aktris pendukung di film "Mutiara dalam Lumpur" (1973).

Pada awalnya menjadi artis sejak tahun 1948, ia kemudian menjajal sebagai sutradara. Debutnya sebagai sutradara adalah film berjudul “Badai Selatan” (1960). Sebuah film horor yang masuk seleksi sebagai perwakilan Indonesia di ajang Berlin International Film Festival tahun 1962.

Baca Juga: Ini Daftar Nominasi Festival Film Indonesia 2022 yang Mengangkat Tema Perempuan

Selain sebagai aktris, penulis dan sutradara, ia juga aktif berorganisasi. Sofia tercatat pernah menjabat Ketua umum PARFI pada 1971-1974.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Fuad Fauji

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X