TOPMEDIA.CO.ID - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Regional 1 Jakarta dan Banten melaksanakan kegiatan Edukasi Keuangan, yang diikuti oleh Mahasiswa Kelompok Studi Pasar Modal Jakarta secara daring melalui aplikasi Zoom.
Kepala OJK Regional 1 DKI Jakarta Banten, Dhani Gunawan Idat mengatakan, pada webinar ini merupakan implementasi kegiatan Global Money Week (GMW) yang ke-10 yang diselenggarakan secara nasional dan internasional.
“GMW merupakan kampanye peningkatan kesadaran global tahunan yang dikoordinir oleh Organization for Economic Co-operation and Development (OECD) terkait pentingnya para pemuda untuk memiliki kesadaran finansial sejak dini,” kata Dhani saat sambutan melalui google zoom, Minggu 27 Maret 2022.
Baca Juga: Mendekati Puasa Ramadhan, KNPI Kota Cilegon Bagi Bagi Minyak Goreng kemasan 2 Liter
Menurut Ketua OJK Regional 1 DKI Jakarta Banten, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sebagai lembaga negara yang dibentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2011 memiliki fungsi dan tugas selain untuk mengatur dan mengawasi sektor jasa keuangan.
Mulai dari, Perbankan, Pasar Modal, Asuransi, Lembaga Pembiayaan, Pergadaian, Dana Pensiun, Fintech P2P dan lembaga keuangan formal lainnya.
Namun juga, kata Dhani, memiliki fungsi untuk melindungi kepentingan konsumen dan masyarakat.
Baca Juga: Bangga Tinggal di Kota Serang, Begini Perasaan Walikota Serang
“Dimana dalam menjalankan fungsi tersebut OJK diamanatkan untuk dapat meningkatkan pemahaman dan akses keuangan masyarakat terhadap produk dan jasa keuangan. Untuk mewujudkan hal tersebut, OJK terus bersinergi bersama Industri Jasa Keuangan, pemerintah pusat/daerah, dan stakeholders termasuk dengan komunitas dari seluruh lapisan masyarakat mulai dari kalangan pemuda untuk bersama-sama memberikan edukasi keuangan dalam rangka meningkatkan literasi dan inklusi keuangan masyarakat terhadap sektor jasa keuangan formal,” ujarnya.
Lanjutnya, berdasarkan hasil Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLIK) yang dilakukan oleh OJK pada tahun 2019 menunjukkan bahwa adanya kesenjangan antara tingkat literasi dan inklusi keuangan kelompok pelajar/mahasiswa sebesar 46%.
Dimana tingkat literasi keuangan kelompok tersebut adalah 31,69% sedangkan tingkat inklusi keuangan sebesar 78,39%.
Baca Juga: Ajak Masyarakat untuk meningkatkan Iman, Ini Pesan Walikota Serang di Bulan Puasa Ramadhan
"Artinya kurang dari setengah kelompok pelajar/mahasiswa yang benar-benar memahami dan terampil dalam memanfaatkan produk dan layanan keuangan yang telah dimilikinya," terangnya.
"Oleh sebab itu upaya untuk meningkatkan literasi keuangan dimulai dari bangku sekolah dan perguruan tinggi merupakan hal yang penting,"imbuhnya