TOPMEDIA.CO.ID - Dunia ternyata tidak sepenuhnya membaik setelah pancemi wabah Covid- 19, banyak persoalan sederet masalah yang muncul dan membuat banyak negara yang akhirnya mengalami tekanan berat seperti di Indonesia.
Dirjen Anggaran Keuangan, Isa Rachmatarwata mengungkapkan jutrsu masalah setelah pandemi Covid 19 semakin kompleks.
Isa Rachmatarwata menjelaskan pada tahun lalu dunia diserang oleh Covid 19 semuanya lumpuh sehingga tidak ada akivitas masyarakat tidak ada ekonomi yang berputar semua negara hanya mampu bertahan dengan cara apapun agar bisa bertahan.
Kini masalah telah berganti bukan pandemi Covid 19 lagi telah usai, tetapi akan harus tetap menjadi perhatian dari berbbagai pihak yaitu Ketegangan geopolitik.
Masalah geopolitik tersebut membuat harga komoditas mahal dan melonjak naik khususnya pada komoditas energy dan pangan.
Namun di sisi lain beberapa negara juga membatasi transaksi perdagangan melalui larangan eskpor terhadap komoditas tertentu.
Dampaknyua inflasi melonjak naik tinggi respon yang muncul adalah kenaikan suhu bungga acuan diantaranya Amerika Serikat dan negara maju lain, sehingga menimbulkan gejolak keuangan.
Di Indonesia sendiri mengalami tekanan pada IHSG dan rupiah, hal lain yang turut diwasapadai adalah perubahan iklim dan juga digitalisasi.
Niat baik untuk mendukung efesiensi ternyata menimbulkan efek negative ketengakerja dan mis informasi.
Krisis ekonomi mendunia sdang tidak baik- baik saja, banyak negara yang masih mengusahakan agar negaranya kembali pulih dengan berbagai cara.
Seperti tiada henti permasalahan dunia dari setelah pademi Covid 19, semua negara baik negara maju maupun negara berkembang mengalami hal yang tidak beda jauh.
Kemudian berita harga bahan bakar minyak (BBM) akan naik mulai bulan Juli 2024 khususnya non subsidi.
Pemerintah sudah menahan harga BBM subsidi taka da perubahan harga pada SPBU.