Ada Jejak Tokoh Islam! Inilah Sejarah Awal Berdirinya Klenteng Boen San Bio Simbol Toleransi Yang Kekal

photo author
- Minggu, 22 Januari 2023 | 20:09 WIB
Klenteng Boen San Bio
Klenteng Boen San Bio

TOPMEDIA.CO.ID - Bagi kalian pencinta wisata budaya tentu sangat mengenal Klenteng Boen San Bio. Klenteng yang berlokasi di Jl. Pasar Baru, Kelurahan Kranjaya, Karawaci, Kota Tangerang, ini ternyata memiliki sejarah tentang kearifan lokal dan toleransi yang cukup bagus.

Klenetng tua ini dibangun oleh pedagang asal Tiongkok yang bernama Lim Tau Koen. Klenteng ini dibangun sebagai tempat untuk menempatkan patung Dewa Bumi (Kim Sin Khongco Hok Tek Tjeng Sin) yang dibawa pedagang tersebut dari Banten. Secara harfiah, “boen san bio” berarti kebajikan setinggi gunung.

Hal yang menarik dari klenteng ini adalah adanya petilasan seorang tokoh penyebar agama Islam di Jawa Barat, Raden Surya Kencana, dan istrinya. Awalnya, petilasan ini berada di bagian depan klenteng. Ketika bagian depan klenteng terkena dampak pelebaran jalan, petilasan ini dipindah ke bagian dalam.

Baca Juga: Gratis Tiket Masuk! 3 Tempat Wisata Buatan di Tangerang Ini Cantik dan Aestik Untuk Posting di Instagram

Tidak hanya umat klenteng yang bersembahyang di petilasan ini. Pemeluk agama Islam pun sering datang ke klenteng ini untuk berziarah di patilasan Raden Surya Kencana. Selain itu, Yayasan Vihara Nimmala selalu mengadakan syukuran di setiap hari besar agama Islam.

hal menarik lain yakni Klenteng ini tercatat beberapa kali memecahkan rekor di Indonesia. Salah satunya adalah rekor thian sin lo(tempat hio persembahyangan) terberat di Indonesia. Thian sin lo seberat 4.888 kg menjadi yang terberat di Indonesia.

Berdiri di atas lahan seluas 4.650 m2, klenteng ini pada awalnya dibangun dari bambu dan kayu dengan dinding dari gedek sementara atapnya dari daun rumbia. Luasnya pun tidak seberapa. Seiring dengan waktu, klenteng ini mengalami beberapa kali renovasi dan pemugaran.

Baca Juga: Lowongan Kerja tahun 2023 di Jakarta Barat Jurusan SMA SMK di PT Ciputra Balai Property, Cek Kualifikasi

Pembangunan dan pekerjaan klenteng ini dilakukan oleh tukang-tukang yang didatangkan langsung dari Tiongkok, sehingga bentuk dan arsitekturnya mencerminkan sifat Tionghoa asli. Menurut kisahnya, sebelum tahun 1772 klenteng ini masih merupakan sebuah rumah kecil atau gubuk yang terbuat dari bambu, kemudian diadakan perbaikan total terhadap klenteng, sehingga patung dewa yang dipuja yaitu Dewa Kwan Im, Khongco (Yang Mulia) Kha Lam Ya, Khongco Hok Tek Ceng Sin, dan Khongco Kwan Seng Tee Kun diungsikan sementara ke tempat lain. Setelah perbaikan klenteng selesai, patung-patung itu dikembalikan ke tempat asalnya di Klenteng Boen Tek Bio.

Klenteng Boen Tek Bio memilikiluas kompleks sekira 2.955 m2, meliputi bangunan utama seluas1.655 m2 dan sisanya merupakan bangunan tambahan yang dibangun kemudian. Memasuki bangunan, pengunjung disambut oleh sepasang patung singa, terletak di kiri dan kanan pintu masuk utama yang dibuat tahun 1827 M. Di sisi kiri merupakan patung singa jantan, dan di sisi kanan adalah patung singa betina. Oleh warga Tionghoa, keduanya dipercaya dapat menolak bala.

Baca Juga: 5 Hotel Bintang Tiga Terpopuler di Tangerang Banten, Harga Dijamin Murah Meriah

Di sudut tenggara halaman (sudut pagar besi di sisi kiri klenteng) terdapat lonceng besar perunggu yang didatangkan langsung dari Kanton (Cina) pada 1875 M. Lonceng terletak di atas landasan semen, bagian badan lonceng diukir dengan gambar naga, bunga teratai, sulur-sulur, ikan, awan, dan delapan deret huruf Tionghoa.

Motif hias naga, ikan, dan awan merupakan suatu simbol yang menceritakan bahwa bila ikan dapat keluar dari enteng, maka ia dapat menjadi naga, dan naga bisa menjadi seorang dewa yang maknanya manusia harus melepaskan diri dari reinkarnasi dengan membina dirinya.

Sedangkan arti tulisan huruf Tionghoa pada intinya ialah suatu pengharapan, agar rakyat saat sedang empat musimlepas darimarabahaya, serta tulisan negara makmur rakyat sejahtera.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Ikawati

Sumber: Dinas Pariwisata Provinsi Banten

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Ferry Yunandar Resmi Nahkodai DPD PSKBI Kota Serang

Minggu, 10 Agustus 2025 | 13:06 WIB
X