Sementara ukuran ikan di sungai ini beragam, namun memang didominasi ikan dengan ukuran sedang. Ada satu hal unik yang konon pernah terjadi.
Berdasarkan kepercayaan, ikan-ikan itu mampu memberikan terapi ampuh bagi pengunjung yang memiliki penyakit tertentu.
“Pernah hari itu, ada pengunjung. Dia itu pakai tongkat. Dia masuk ke sungai kurang lebih lima belas menit, tanpa dia sadar dia berikan tongkat kepada teman yang ada di sebelah. Dia berjalan tidak sadar, tadinya dia tidak bisa berjalan,” ujar pengelola Luanti River Spa Anastasia Majangki di Kinabalu, Jumat.
Meski demikian, dia menilai keajaiban yang terjadi itu atas kehendak Tuhan Yang Maha Esa.
Ia lantas mengingatkan catatan lain bagi pengunjung yang harus diperhatikan, yakni tidak diperkenankan mengangkat ikan ke atas air namun hanya diperbolehkan mengelus atau memegangnya di dalam air. Hal ini berdasarkan kepercayaan, bertujuan agar ikan tetap jinak dan tidak kembali menjadi liar.
Hal lain yakni ikan di kawasan wisata sungai Moroli ini tidak boleh dikonsumsi. Jika memang pengunjung ingin mencicipinya maka dapat membelinya di pasar dengan harga yang tidak murah yakni sekitar RM3.000 per kilogram atau sekitar Rp9.840.000 (kurs Rp3.280).
Lebih lanjut wisata spa ikan yang dibuka untuk wisata pada 1990 an ini, menurut Anastasia masih didominasi kunjungan wisatawan asal Malaysia sementara dari luar negeri berasal dari China dan Eropa pada tahun 2023. (*)
Artikel Terkait
Abdimas BEM Vokasi UI 2023 Kembangkan UMKM Desa Wisata Kubang Baros
Disporapar dan PHRI Bangun Konektivitas Desa Wisata dan Destinasi Wisata Anyer
Kondisi Wisata di Anyer - Cinangka Dipastikan Aman, Ini Penjelasan PHRI Kabupaten Serang
Kerja Sama Pemkab Serang, UGM Kirim Mahasiswa Angkatan Keempat Demi Kembangkan Wisata Religi