JAKARTA, TOPmedia - Terkait pencatutan nama Lembaga Survei Indobesia (LSI) untuk Pilgub Banten 2017, Direktur Lembaga Analisis Politik Indonesia, Maksimus Ramses Lalongkoe menilai, pihak-pihak yang dengan sengaja mencatut nama suatu lembaga survei untuk kepentingan opini publik merupakan suatu tindakan pembohongan publik yang sepatutnya tidak perlu terjadi.
Pencatutan nama suatu lembaga survei, kata Ramses, tidak lain selain untuk menggiring opini publik sehingga pemilih mendapat legitimasi ilmiah melalui hasil survei lembaga survei tersebut.
Pencatutan ini juga tentunya atas dasar suatu rencana dan merupakan strategi tim pemenangan atau pasangan calon.
Menurutnya, pencatutan ini tidak lebih dari tindakan konyol yang berusaha menang dengan cara-cara tidak bermartabat dan tidak elegan dalam berdemokrasi.
"Kalau ada pihak yang dengan sengaja mencatut nama suatu lembaga survei demi penggiringan opini publik, ini tindakan konyol, tindakan pembohongan publik dan bentuk pembodohan terhadap masyarakat", kata Ramses, di Jakarta, Selasa (17/1/2016).
Ia menjelaskan, jika data-data yang dipublikasikan bukan berasal dari lembaga survei yang dicatut, besar kemungkinan data-data itu merupakan suatu kebohongan publik dan merupakan data palsu yang tidak bisa dipercaya.
"Cara seperti ini sangat tidak baik dalam proses demokrasi. Upaya membohongi publik melalui cara mencatut nama suatu lembaga survei tidak lebih dari menghasilkan pemimpin buruk," paparnya.
Ramses yang juga Dosen Komunikasi Politik Universitas Mercu Buana Jakarta ini berharap, publik jangan terlalu cepat percaya terhadap publikasi hasil survei yang dirilis pihak-pihak yang patut dicurigai kapasitasnya.
"Menyampaikan data tidak benar kepada masyarakat adalah cara sesat yang harus publik pahami," katanya.
Diketahui, Dalam survei tersebut dikatakan, elektabilitas pasangan nomor urut 1 WH-Andika mencapai 43,6 persen. Sementara pasangan nomor urut 2 Rano Karno-Embay Mulya Syarief hanya 35,4 persen.
Pada bagian lain, mengenai penetrasi jaringan mesin politik (Timses) pasangan WH-Andika juga unggul mencapai 67,5 persen.
Sementara pasangan Rano-Embay hanya mencapai 27,3 persen. Survei ini tidak menyebut margin of error dan jumlah sample yang digunakan.
Namun, Direktur Lembaga Survei Indonesia (LSI) Kuskridho Ambardi membantah pihaknya telah melakukan survei untuk Pilkada Banten 2017.
“Kita, Lembaga Survei Indonesia, tidak pernah melakukan survei untuk pilkada di sana (Pilgub Banten, red). Kalau ada lembaga yang menyaru sebagai Lembaga Survei Indonesia, pasti itu bukan survei kita. Ada kesan ingin melegitimasi dengan nama survei kita,” kata Ambardi. (spBeritasatu.com/Red)