TOPMEDIA.CO.ID - Publik dikagetkan dengan kemunduran Airlangga Hartarto secara tiba-tiba dari Partai Golkar, pada Sabtu, 10 Agustus 2024
Padahal, Airlangga Hartarto digadang-gadang bisa menjadi ketum lagi setelah mengantongi dukungan dari banyak pihak.
Namun, dengan alasan yang belum jelas, Airlangga Hartarto memutuskan mundur empat bulan sebelum Musyawarah Nasional (Munas) Partai Golkar diselenggarakan.
Dikarenakan hal ini, selanjutnya Golkar akan mengadakan rapat pleno pada 13 Agustus 2024 untuk memutuskan siapa yang akan menggantikan Airlangga sebagai ketum Golkar.
Adapun nama-nama calon pengganti Airlangga sebagaimana disampaikan oleh Ketua Dewan Pakar Partai Golkar Agung Laksono, diantaranya Agus Gumiwang, Bambang Soesatyo, Firman Soebagyo yang merupakan Wakil Ketua Umum DPP Partai Golkar, atau Bobby Adhityo Rizaldi, Ketua DPP Partai Golkar.
Adapun kemungkinan lainnya juga adalah Kahar Muzakir, Bahlil Lahadia, hingga Ahmad Doli Kurnia.
Pengamat Politik Universitas Andalas, Asrinaldi menyampaikan pendapatnya terkait pengunduran diri Airlangga Hartarto.
Ia menduga adanya intervensi dari kader golkar yang medesak Menko Perekonomian RI itu mundur dari jabatannya sebagai ketum Partai Golkar.
Selain itu, Asrinaldi juga menyampaikan kemungkinan adanya dualisme politik partai. "Bisa saja terjadi dualisme kepemimpinan atau akan muncul "Golkar Baru" yang akan bertarung juga pada Pemilu 2029," jelasnya.
Pengunduran diri Airlangga Hartarto tidak semestinya menjadi hal yang normal bagi partai.
Meski Ia telah menyatakan alasannya pada video resmi yang diunggah oleh Partai Golkar, dimana ia menjelaskan bahwa pengunduran dirinya dikarenakan ingin menjaga keutuhan Partai Golkar dan memastikan stabilitas selama transisi pemerintahan dari Joko Widodo ke Prabowo Subianto.
Namun, tetap saja hal ini menimbulkan tanda tanya besar bagi masyarakat.
Pasalnya, mantan ketum partai Golkar ini telah membuat banyak kemajuan bagi partai, salah satunya kenaikan perolehan suar pada pileg 2024.