TOPMEDIA - Pilgub Banten 2024 yang akan dilaksanakan pada bulan November 2024 sudah mulai memanas saat Partai Gerindra menetapkan pasangan bakal calon dan bakal calon wakil gubernur.
Partai Gerindra resmi mengusung duet Andra Soni dan Dimyati Natakusumah sebagai bakal cagub dan cawagub Pilgub Banten 2024. Sejumlah partai turut melabuhkan dukungan kepada duet Andra Soni-Dimyati Natakusumah.
Penyerahan dukungan oleh Gerindra di kawasan Tangerang Selatan, dihadiri oleh perwakilan NasDem, PSI, PAN dan PKS. Ketua Harian Partai Gerindra, Sufmi Dasco Ahmad, mengatakan meski PKB dan PPP tidak hadir, namun telah menyatakan dukungan.
Surat rekomendasi kepada Andra Soni-Dimyati Natakusumah untuk maju dalam Pilgub Banten disampaikan Sekjen Partai Gerindra bahkan Ahmad Muzani juga telah ditandatangani oleh Ketum Gerindra, Prabowo Subianto.
Dikatakan Ahmad Muzani, sudah tujuh partai politik (parpol) memutuskan membentuk koalisi di pemilihan gubernur atau Pilgub Banten 2024.
Baca Juga: Mendapat SK Dari Prabowo, Raffi Ahmad dan WH Berikan Dukungan Untuk Andra-Dimyati Natakusumah
Ketujuh parpol tersebut adalah Partai Gerindra, Nasdem, Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Partai Amanat Nasional (PAN), Partai Persatuan Pembangunan (PPP), dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS).
Muzani menegaskan Gerindra membuka pintu jika partai lain hendak mengusung pasangan Andra-Dimyati dalam memenangkan Pilgub Banten 2024.
"Masih terbuka untuk bergabung dalam Koalisi Banten Maju (KBM)," ujarnya.
Untuk diketahui, Andra Soni saat ini menjabat Ketua DPD Partai Gerindra Banten dan juga ketua DPRD Banten periode 2019-2024.
Adapun Dimyati merupakan Anggota DPR RI dari Fraksi PKS yang pernah menjabat Bupati Pandeglang dua periode pada 2000-2005 dan 2005-2009.
Analis politik dari Trias Politika, Agung Baskoro dikutip dari tirto.id menilai wajar belaka jika partai-partai KIM mulai berpisah jalan jelang pendaftaran kandidat pilkada. Langkah itu adalah upaya untuk mencegah efek negatif di level daerah.
"Memang Koalisi Indonesia Maju didesain untuk pilpres, bukan untuk pilkada. Kalau dipaksa ke pilkada, maka kontraksi-kontraksi politiknya, seperti disharmoni, perpecahan koalisi, dan seterusnya. Jadi, ini memang lumrah," kata Agung.
Baca Juga: Ketua Umum PSI Hadiri Pernikahan Anak Dimyati Natakusumah, Foto Bersama Andra Soni