Kornas Jokowi Bersurat Ke Presiden, Pertanyakan Transparansi Pemecatan Kompol Yuni

photo author
- Kamis, 30 Desember 2021 | 14:25 WIB
Kompol Yuni Purwanti (Foto : Net)
Kompol Yuni Purwanti (Foto : Net)

JAKARTA, TOPmedia - Kornas Jokowi mempertanyakan Pemberhentian Tidak Dengan Hormat (PTDH) Kompol Yuni Purwanti, dari institusi Polri. Lantaran, ketidak terbukaannya langkah pemberhentian mantan Kapolsek Astanaanyar itu.

"Kornas Jokowi meminta Polri untuk transparan membuka kasusnya," kata Abdul Havid Permana, Ketua Umum Kornas Jokowi, Kamis (30/12/2021).

Abdul Havid Permana ajak bersurat dan mengadukan berbagai kejanggalan tersebut ke Presiden Jokowi, yang merupakan pembina para relawannya. Aduan dibuat agar institusi Polri bisa menjadi lebih baik lagi.

"Kornas Jokowi juga akan secara resmi mengajukan pengaduan kepada Presiden sebagai pembina para relawan Jokowi," terangnya.

Menurutnya ada beberapa kejanggalan dalam penanganan kasus Kompol Yuni, umumnya PTDH diumumkan  ke media setelah yang bersangkutan menerima surat legalitas pemecatan. Namun Propam Polda Jabar mengumumkannya tidak berdasarkan surat yang jelas atau biasanya melalui Telegram Rahasia (TR). Kemudian berita PTDH Kompol Yuni diangkat melalui berbagai media massa.

Transparansi Polri sangat penting untuk menjaga marwah dan citra baik institusi Bhayangkara. Sehingga, berbagai langkah yang sudah ditempuh harus dibuka ke publik.

"Jangan sampai citra Polri tercoreng sebagai garda terdepan pemberantasan mafia kasus justru berbuat sebaliknya," ujarnya. (**)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Administrator

Tags

Rekomendasi

Terkini

PWNU Banten Serukan Islah Terkait Konflik di PBNU

Selasa, 2 Desember 2025 | 15:24 WIB
X