SERANG, TOPmedia – Pendemi covid-19 masih menghantui Indonesia, termasuk Provinsi Banten, membuat pemerintah pusat dan daerah terpaksa harus memberlakukan sistem Work From Home (WFH) secara bergantian sebesar 50 persen dari total jumlah pegawai yang ada, menghindari terjadinya penularan dan penyebaran virus corona akibat berkerumun.
Pertanyaannya, apakah dengan diterapkannya WFH tersebut, roda pemerintahan dilingkungan Pemprov Banten khususnya tetap bisa berjalan optimal ?, dan apakah dengan diterapkannya WFH dilingkungan Pemprov Banten tersebut bukti jika pegawai bisa dikurangi, dengan tujuan mengurangi beban belanja pegawai.
Wakil Ketua DPRD Banten, Budi Prajogo beranggapan, pemberlakukan WFH sesungguhnya belum bisa memenuhi seluruh unsur dan harapan dari setiap program yang dicanangkan oleh Pemprov Banten.
Seperti pelaksanaan kegiatan belajar mengajar (KBM) secara daring contohnya, sambung Budi, hampir semua sekolah negeri milik Pemprov Banten saat ini kondisinya sedang off, dengan harapan setelah pendemi covid-19 berakhir.
Maka, kata Budi, semuanya itu akan kembali normal seperti sebelum kejadian pendemi covid-19 terjadi, para guru dan pengajar lainnya dipastikan akan kembali bekerja untuk mengajar disekolah dengan tatap muka langsung.
Dengan begitu, dirinya beranggapan, jika jumlah pegawai dilingkungan Pemprov Banten saat ini sesungguhnya telah sesuai, selain pelaksanaan WHF selama ini yang dianggap tidak bisa dijadikan sebagai patokan agar Pemprov Banten bisa mengurangi jumlah pegawainya.
"Tidak begitu, karena sebagaian besar pegawai kita ada di pendidikan. Semua akan kembali setelah pendemi berakhir," kata Budi, saat menggelar pojok aspirasi bersama kelompok kerja (Pokja) wartawan harian dan elektronik Provinsi Banten, Kamis (17/6/2021).
Disisi lain, KBM secara daring atau guru bekerja melalui pola WFH, sambung Budi, dirasa kurang memberi manfaat, siswa hanya menerima transfer ilmu dari gurunya, tanpa dibarengi dengan pemberian pembelajaran tentang pendidikan etika dan moral.
"Kasian juga generasi yang kena covid ini, mereka akan menjadi siswa yang hanya menerima transfer ilmu, bukan transfer pendidikan moral, etika, hanya ilmu saja. Jadi tidak maksimal. Online ini membuat anak-anak menjadi disiplinnya kurang. Pagi hari buka laptop, kemudian matiin kamera, terus tidur lagi," katanya.
Dan masih banyak program dan kegiatan lainnya yang terhambat akibat pendemi covid-19, sehingga memaksa Pemprov Banten harus menerapkan pemberlakukan WFH.(Den/Red)