SERANG, TOPmedia - Wakil Ketua Komisi III DPRD Banten, Ade Hidayat mempertanyakan komitmen Pemerintah Provinsi (Pemprov) Banten dalam menggelontorkan anggaran suntikan modal kepada Bank Banten sebesar Rp 1,55 triliun tahun ini yang sampai sekarang tak kunjung cair.
Disisi lain, Bank Banten terancam turun kelas menjadi Bank Perkreditan Rakyat (BPR) lantaran kekurangan modal apabila dana tersebut tidak segera diauntikan, selain ruang gerak Bank Banten akan menjadi terbatas dalam melakukan ekspansi bisnis.
Sambung pria yang akrab dengan sapaan Ahi itu menilai, sejak disahkannya Perda Nomor 1 Tahun 2020 tentang penguatan modal kepada Bank Banten Rp 1,55 triliun beberapa waktu kemarin, pihaknya belum melihat langkah serius yang dilakukan, masih terkesan jalan ditempat.
"Terkait permodalan yang Rp 1,55 triliun ini ternyata masih jalan di tempat, belum ada semacam surat pencairan atau menggunakan dana itu bagian dari kebutuhan Bank Banten untuk ekspansi bisnis. Jadi tekananannya kepada Pemprov, kalau mau serius nih tolong segera amanat Perda dilaksanakan, jangan ditunda-tunda," kata Ade usai rapat koordinasi (rakor) dengan Bank Banten di DPRD Banten, KP3B, Curug, Kota Serang, Rabu (7/10/2020).
Selain itu, kata Ade, pihaknya juga mendorong Bank Banten untuk segera melakukan koordinasi dengan pembina Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) agar semua bisa berjalan sesuai rencana awal.
Lebih lanjut, Ade mengungkapkan, Komisi III juga meminta kepada Bank Banten untuk segera melakukan konsolidasi internal dalam upaya keningkatkan kinerja Bank Banten dalam meraih kepercaya dari publik.
Hal itu melihat cash in (uang masuk) hasil dari penjualan aset-aset Bank Banten kepada pihak lain yang justeru habis untuk biaya operasional.
Pihaknya juga mengkritisi Kantor Cabang pembantu (KCP) Bank Banten yang masih belum berjalan optimal.
"Ketika kita lihat KCP mereka seperti kursi, barang mati, yang enggak ada kegiatan apa-apa. Sementara biaya operasional kan sebulan hampir Rp 15 miliar. Jadi kalau 15 miliar (dari) Maret sampai sekarang tinggal dihitung, dikalikan mungkin hampir Rp 90 miliar untuk biaya operasional saja," sambungnya.
Sementara itu, Direktur Utama Bank Banten, Fahmi Bagus Mahesa, berbagai program telah dipersiapkannya dalam mendongkrak pendapatan Bank Banten.
Pihaknya optimis, setelah kucuran anggaran penguatan modal Bank Banten tahun ini Rp 1,55 triliun tersebut cair, tidak akan memakan waktu panjang, Bank Banten akan mulai mengalami keuntungan setelah sebelum-sebelumnya selalu merugi.(Den/Red)