SERANG, TOPmedia - Mencermati kondisi perekonomian Indonesia, yang berdampak dari penyebaran Wabah Coronavirus Disease 2019 (COVID-19). Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo menyampaikan, tiga hal terkait perkembangan terkini dan kebijakan yang ditempuh sesuai kewenangan Bank Indonesia (BI), khususnya terkait penerbitan Perpu No.1 Tahun 2020, yaitu:
1. Nilai Tukar upiah Saat ini memadai, dan BI meyakini bahwa nilai tukar rupiah bergerak stabil dan akan cenderung menguat ke level 15.000 per dollar AS pada akhir tahun ini, dan pertumbuhan ekonomi tidak akan lebih rendah dari 2,3 persen pada tahun 2020.
2. Pembelian SBN di Pasar Perdana sebagai “The Last Resort”, BI menegaskan bahwa perluasan kewenangan bagi BI untuk dapat membeli SBN, dhi. SUN/SBSN jangka panjang di pasar perdana untuk membantu Pemerintah dalam membiayai penanganan dampak penyebaran COVID-19 terhadap stabilitas sistem keuangan yang diatur dalam Perpu No.1 Tahun 2020 adalah sebagai ”last resort”.
3. BI Tidak Menerapkan Kontrol Devisa namun merupakan kebijakan pengelolaan devisa yang diberlakukan hanya bagi Penduduk (tidak berlaku bagi non-Penduduk/investor asing). Investasi asing dalam bentuk portofolio (saham, obligasi) dan PMA masih dibutuhkan bagi ekonomi Indonesia sehingga kebijakan lalu lintas devisa bebas bagi investor asing tetap.
Untuk melakukan langkah tersebut, BI akan terus berkoordinasi bersama Pemerintah, OJK, dan LPS untuk memonitor secara cermat dinamika penyebaran COVID-19 dan dampaknya terhadap perekonomian Indonesia dari waktu ke waktu.
Hal tersebut, termasuk langkah-langkah koordinasi kebijakan lanjutan, yang perlu ditempuh untuk menjaga stabilitas perekonomian dan sistem keuangan, dalam menopang pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Menjadi tetap baik dan berdaya tahan.
Upaya itupun akan dilakukan baik di level nasional maupun di level Provinsi dan Kabupaten maupun Kota diseluruh Indonesia.
Untuk merespon perkembangan terkini terkait jumlah pengidap Covid-19 yang masih terus bertambah di Provinsi Banten, dan sebagai empati sosial untuk para medis dan korban wabah covid-19. Salah satu dukungan Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Banten adalah, penyaluran Program Sosial Bank Indonesia untuk para tenaga medis ke RSUD Banten.
Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Banten memberikan 100 paket Alat Pelindung Diri (APD) yang terdiri dari Baju Hazmat, Kacamata Googles, Sarung Tangan, Masker N95, dan Sepatu Boot.
APD ini dapat digunakan oleh tenaga medis maupun tenaga pendukung yang melakukan tugas di RSUD Banten. "Selain itu, kita juga memfasilitasi pembuatan QRIS (Quick Response Code Indonesian Standard) untuk penggalangan donasi dalam rangka Covid-19 di RSUD Drajat Prawiranegara Kota Serang, RSUD Kabupaten Tangerang, dan PMI Provinsi Banten," ungkap Kepala BI Perwakilan Banten, Erwin Soeriadimadja kepada awak media, Selasa(7/4/2020).
Erwin juga menjelaskan, fasilitasi QRIS di RSUD akan memberikan akses dan kemudahan para donator masyarakat yang lebih luas. QRIS merupakan instrumen pembayaran berbasis digital, yang dapat digunakan untuk kemudahan transaksi bagi masyarakat dalam memberikan donasi. "Baik menggunakan mobile banking, e-wallet atau e-money dari bank maupun non bank (gopay, ovo, link aja dan Dana)," jelas Erwin.
Erwin berharap, kedepan penggunaan QRIS untuk donasi tidak hanya dapat dimplementasikan untuk donasi di RSUD. Tapi, kata dia, PMI Kabupaten maupun Kota, dan lembaga amil zakat dapat menggunakan QRIS. "Jadi untuk berbagai transaksi operasional, dapat menggunakan QRIS. Tidak hanya selain donasi di RSUD," tutup Erwin. (Feby/Red).
