TANGSEL, TOPmedia - Masih tingginya angka penganggutan di Banten, masih menjadi sorotan aktivis Himpunan Mahasiswa Banten (HMB) Jakarta. Ketua HMB jakarta, Awaduduin Angkrih mengatakan, dibawah kepemimpinan WH-Andika angka penganggutan di Banten masih tinggi, itu artinya belum terjadi penurunan signifikan.
"Pada tahun 2017 angka pengangguran di Banten sebesar 9,28 persen, tada tahun 2018 turun menjadi 8,52 persen. Terakhir, pada triwulan I 2019 turun lagi menjadi 7,58 persen. Tetapi pengangguran terbuka masih cukup besar 8,5 persen jauh dari angka nasional sebesar 5,34 persen," kata Awad, Jum'at (04/10/2019).
Menurut Awad, persoalan tingginya angka pengangguran tersebut berbanding terbalik dengan potensi industri di Banten yang sampai saat ini tercatat mencapai 14 ribu industri berdiri di Provinsi Banten.
"Pengangguran inikan menjadi problem dasar masyarakat, ketika realitasnya hari ini di Kepemimpinan WH dan Andika seperti belum punya Visi jelas untuk mencari jalan keluarnya," terang Awad, Mahasiswa Sejarah UIN Jakarta.
Terkait tingginya pengangguran di Banten, Gubernur Banten, Wahidin Halim saat sambutan pada Job Fair HUT Banten ke-19 menyatakan, bahwa Job Fair bagian dari upaya pemerintah untuk mencari solusi agar angka pengangguran di Banten menurun.
"Antusiasme para pencari kerja masih terlihat padat dan ramai, ini membuktikan bahwa masih banyak masyarakat Banten yang menganggur. Mudah-mudahan Job Fair ini menjadi solusi agar para pencari kerja mendapatkan pekerjaan," ungkapnya.
Diketahui, pada tahun HUT Banten ke-19 tahun ini, Pemprov Banten menyelenggarakan Job Fair di Plasa Aspirasi KP3B yang diikuti 39 Perusahaan dengan jumlah lowongan pekerjaan 10,445 orang. (TM-1/Red)