SERANG, TOPmedia - Adanya dugaan Pungutan Liar (Pungli) yang dilakukan oleh Plt Ketua KONI Kota Serang, Denny Arisandi, membuat penasaran Walikota Serang, Syafrudin. Dirinya akan melakukan koordinasi dengan KONI Kota Serang, untuk mengetahui kebenarannya.
"Saya tidak tau itu dan saya akan koordinasi dengan KONI Kota Serang," kata Syafrudin saat ditemui di Kesultanan Banten, Rabu (24/7/2019).
Syafrudin juga mengakui, bahwasannya dirinya tak pernah terlibat untuk persoalan yang ada di KONI Kota Serang, baik koordinasi maupun informasi. "Itu mah ranah KONI, saya tidak tau. Belum pernah ada koordinasi maupun laporan dari KONI Kota Serang," jelasnya.
Sementara itu, hingga kini Plt Ketua KONI Kota Serang, Denny Arisandi belum dapat dimintai keterangan terkait dugaan pungli tersebut. Sebelumnnya, dirinya pernah berkata bahwa akan mengadakan Konferensi Pers untuk menjawab dugaan pungli tersebut.
"Masih nunggu salah satu pimpinan KONI, lagi di Semarang. Besok baru pulang dan kemungkinan Kamis baru konferensi pers," ungkap Denny melalui WhatsApp (WA) kepada TOPmedia, kemarin, Selasa (23/7/2019).
Denny juga mengaku, saat ini dirinya sedang di luar dan belum bisa memberikan tanggapan mengenai dugaan pemotongan anggaran pembinaan dan gaji pengurus KONI Kota Serang sebesar 40 persen.
"Nanti saya undang Jumpa pers. Saya sekarang masih di luar," singkatnya.
Sebelumnnya diberitakan, dugaan pungli tersebut berdasarkan pemotongan anggaran pembinaan dan gaji pengurus KONI. Keluhan itu disampaikan oleh para anggota KONI Kota Serang, karena kesal dengan Denny Arisandi yang mengambil kebijakan secara sepihak.
Ketua Cabang Olahraga Karate, Joe Manalu mengatakan, KONI Kota Serang masih melakukan tradisi pemotongan anggaran pembinaan dan honor pengurus. Hal ini telah berlangsung selama kepemimpinan Denny Arisandi dan telah berlaku bagi anggota pengcab dan pengurus.
"Saya sebagai pengurus keberatan, karena terlalu besar yang diminta oleh Plt Ketua KONI Kota Serang. Apalagi honor saya dipotong sampai 40 persen dari setiap penerimaan dan anggaran pembinaan atlet karate yang dicairkan masih diminta sebesar 30 persen dari setiap pencairan. Semua anggota merasakan keberatan dan tidak berani mengungkapkannya," kata Joe kepada TOPmedia melalui sambungan telepon. (TM3/Red)