SERANG, TOPmedia - Dampak dari limbah perusahaan yang dibuang ke Sungai membuat Sungai Ciujung selama hampir dua bulan kondisinya menghitam sehingga tidak bisa dimanfaatkan warga di sekitar bantaran.
Selain itu, warna hitam pekat dan bau yang ditimbulkan juga berdampak kepada warga yang sulit memperoleh air bersih. Menyikapi hal tersebut, Ketua DPRD Kabupaten Serang Muhsinin menyebut hal tersebut sudah biasa terjadi jika musim kemarau datang.
"Ini biasa, kalau musim kemarau kan gini banyak yang kritis masalah limbah. Kita juga udah lelah, tahun kemarin juga udah pernah diturunkan dari Komisi VII DPR RI dan hasilnya gini-gini saja," katanya kepada awak media, di Kramatwatu, Kabupaten Serang, Rabu (25/7/2018).
Kalau untuk menekan perusahaan yang membuang limbah ke sungai Ciujung, dikatakan Muhsinin dirinya belum bisa bersikap karena memang perusahaan mana saja yang buang limbah belum terdata.
"Insya Allah belum ada tekanan yang konkrit, karena perusahaan mana-mana yang membuang limbah itu ke sungai itu belum ada. Gak bisa saya menekan," ujarnya.
"Jadi lambat atau tidak lambat sih penanganannya, sudah diturunkan dari menteri hasilnya gitu-gitu za kan susah," tambahnya.
Dirinya juga menekankan kepada industri yang terdekat untuk agar dapat membuat lagi pembuangan limbah sendiri.
"Bila perlu patungan dari semua industri itu, pipa disalurkan langsung ke laut biar jangan menganggu para petani. Kan kasihan mau mandi gak bisa, gatal kan kena limbah. Ini harus di sidak sama Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Serang," tuturnya. (Kie/Red)