SERANG, TOPmedia - Ratusan pemuda dari berbagai agama Islam, Katolik, Hindu, Budha, Konghucu dan Protestan berkumpul di Gelanggang Olahraga (GOR) Stadion Mualana Yusuf, Kota Serang, dalam acara Gerakan Pemuda Membaca Kitab Suci (GPMKS) demi mempersatukan Indonesia.
Pantauan di lapangan, acara dimulai pada pukul 15:00 WIB. Dalam acara, masing-masing pemuka agama bergantian memanjatkan doa kepada Tuhan untuk kedamaian dan persatuan Bangsa, juga diselipkan harapan untuk saling bertoleransi antar umat beragama.
Dikatakan Asdep Peningkatan Iptek dan Imtaq Pemuda Deputi Bidang Pemberdayaan Pemuda Kemenpora, Esa Sukmawijaya, acara ini dalam rangka dukungan program pada rangkaian acara Kirab Pemuda 2017 yang tengah digelorakan Kemenpora saat ini di 34 titik Kabupaten/Kota di seluruh Indonesia. Gerakan Pemuda Membaca Kitab Suci (GPMKS) juga siap dilaksanakan di tempat dan waktu yang sama dengan pelaksanaan Kirab Pemuda 2017.
Dengan tujuan memupuk kebhinekaan di kalangan pemuda tanpa memandang suku, ras dan agama yang berbeda, GPMKS mengemban tanggung jawab besar menyatukan pemuda yang berasal dari 6 (enam) agama di Indonesia untuk membacakan masing-masing kitab suci dalam satu tempat dan waktu yang sama.
“Kegiatan ini adalah langkah awal Kemenpora untuk meningkatkan partisipasi kaum muda dalam kegiatan keagamaan masing-masing. Disaat bersamaan ada moment Kirab Pemuda 2017, dimana para pemuda dari 34 provinsi dengan latar belakang keyakinan agama yang berbeda-beda berkumpul menyuarakan semangat berani bersatu di tengah kebhinekaan. Satu provinsi kita bawa untuk ikut kesini, semuanya orang pilihan. Ini menjadi saat yang tepat untuk menumbuhkan semangat saling menghormati di tengah perbedaan keyakinan yang ada,” ujarnya kepada awak media, Selasa (21/11/2017).
“Melalui GPMKS, sisi harmonis ditanamkan kepada para pemuda agar senantiasa menghormati dan memahami ajaran agama masing-masing,” sambungnya.
Menurut data BPS tahun 2009-2015 tingkat partisipasi pemuda dalam kegiatan keagamaan tiap tahun makin menurun, yakni dari 67,18% pada tahun 2009 keangka 51,72% di tahun 2015. Data BPS tersebut menurut Asisten Deputi Peningkatan IPTEK dan IMTAK Pemuda menjadi landasan utama kegiatan GPMKS ini diadakan.
“Kami sebagai asisten deputi yang menangani peningkatan iman dan takwa pemuda merasa sedih atas data yang dikeluarkan BPS tersebut, tetapi sekaligus menjadi pendorong pemerintah untuk turut andil dalam meningkatkan partisipasi pemuda dalam kegiatan keagamaan,” paparnya.
Peningkatan IPTEK dan IMTAK Pemuda. Diharapkan ke depan kegiatan GPMKS dapat dilaksanakan oleh Kementerian Lembaga terkait, Pemda, organisasi keagamaan/kepemudaan seluruh lapisan masyarakat hingga lingkungan keluarga, karena masa depan bangsa ini antara lain ditentukan oleh kesadaran kolektif, termasuk pemuda, terhadap penguatan keyakinan agama masing-masing dalam bingkai NKRI yang senantiasa dijiwai dengan nilai-nilai religius. (Gilang/Red)