TOPMEDIA.CO.ID - Pemerintah Provinsi (Pemprov) Banten tengah berkonsentrasi untuk melakukan upaya penurunan angka stunting dan gizi buruk, dimana hal itu sesuai dengan mandatory Presiden Republik Indonesia kepada Penjabat (Pj) Gubernur melalui Menteri Dalam Negeri (Mendagri).
Pj Gubernur Banten, Al Muktabar mengatakan, untuk penurunan angka stunting dan gizi buruk, lembaga-lembaga yang terkait akan melakukan sinkronisasi agenda kerja.
"Jadi siapa mengerjakan apa akan dilakukan lembaga - lembaga terkait," ungkap Al Muktabar seusai menerima audiensi Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Banten di Ruang Kerja Gubernur, KP3B Curug, Kota Serang, Selasa 31 Mei 2022.
Baca Juga: Mitra Pemerintah, Harapan Walikota Serang Kepada Forum Komunikasi RT/RW
Menurutnya, BKKBN salah satu instansi yang memiliki tugas dan fungsinya sebagai unit kerja yang mendapatkan tugas terhadap agenda penekanan angka stunting dan gizi buruk, sehingga Al Muktabar mengajak untuk dapat menyatukan langkah bersama-sama dalam rangka upaya penekanan angka tersebut.
"Pemerintah Provinsi Banten terhadap itu akan mengoptimalkan segala sumber daya yang ada, baik pengorganisasian kemudian pembiayaan yang tentu nanti akan fokus by name by address dari saudara-saudara kita yang sedang mengalami stunting dan gizi buruk atau yang berisiko," katanya.
Selain itu, ia juga menuturkan, ada tiga tahapan pendekatan yang akan dilakukan.
Baca Juga: Halam Kantor Kelurahan Tegal Ratu Jadi Gedung Serbaguna, Ini Usulan Camat Ciwandan
Level pertama penanganan pendekatan charity atau memberikan bantuan makanan yang kaya akan kandungan gizinya, sehingga ia bisa tumbuh berkembang dengan baik.
Level pendekatan yang kedua, mengedukasi masyarakat untuk dapat berdaya dan secara berkelanjutan keluar dari persoalan stunting dan gizi buruk. Serta pada level ketiga bagaimana membuat kelompok yang dapat membantu kawasan sekitar yang memiliki kasus stunting dan gizi buruk agar melangkah maju untuk kemampuan ekonomi di daerah sekitar salah satunya dapat mengakses KUR.
"Tiga leveling itu akan terus kita dorong dan upayakan untuk kita fokus menanganinya dan tentu karena stunting dan gizi buruk ini berada di masyarakat, maka stakeholder yang terlibat benar-benar akan kita optimalkan. Seperti lembaga PKK yang memiliki unit kerja hingga sampai ke tingkat rumah tangga, sehingga dapat fokus menanganinya," imbuhnya.
Baca Juga: Fokus Atasi Kemiskinan di Banten, Begini Langkah Ketua Karangtaruan, Andhika Hazrumy
Sementara, Plt. Kepala BKKBN Provinsi Banten Dadi Ahmad Rostandi penanganan stunting sangat membutuhkan koordinasi dan korelasi lintas sektoral, dan untuk di Provinsi terdapat 51 instansi yang masuk dalam Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS).
"Jadi kalau kita mau bersama-sama, maka kita optimis nanti bisa 14 persen di tahun 2024, mungkin kalau Banten sinergisnya kuat dan bergandeng tangan terutama untuk daerah yang angka prevalensi stuntingnya tinggi, kita yakin akan turun dengan drastis," ujarnya.