TOPMEDIA.CO.ID - Wakil Bupati Serang, Pandji Tirtayasa menyebutkan dalam menanamkan ideologi kepada para Aparatur Sipil Negara atau ASN sangat penting.
Hal itu disampaikan Pandji usai membuka acara Forum pembinaan nilai nilai pancasila bagi aparatur dan masyarakat, di aula Tubagus Suwandi pada Senin 28 Maret 2022.
Pandji mengatakan, kegiatan forum pembinaan nilai-nilai pancasila bagi aparatur dan masyarakat hari ini semacam aplikasi wawasan kebangsaan terutama nilai Pancasila di kalangan ASN dan masyarakat.
“Kegiatan ini sangat penting bagaimana menanamkan nilai ideologi diawali di kalangan ASN. Kemudian pada masyarakat juga ini sangat penting sebagai bangsa dan negara punya ideologi Pancasila. Itulah jadi segala sumber hukum Pancasila,”ungkapnya.
Namun dalam realitanya di lapangan sekarang terkesan dalam tanda petik terjadi polarisasi masyarakat. Hal itu terjadi akibat efek pilpres 2014 dan 2019.
“Biasanya dulu pilpres begitu selesai pilpres langsung perpecahan atau bara api pilpres segera padam, sekarang pilpres 2014 dan 2019 masih dijaga bara apinya dan dijaga karena ada medsos (media sosial) yang tetap meniupkan membakar terus agar polarisasi terpelihara,”kata Pandji.
Baca Juga: Rusia Sebut Indonesia Menjadi Tempat Laboratorium Senjata Bilogi AS
Celakanya, kata dia, yang dijual pada masyarakat adalah sentimen keagamaan. Sementara hal itu sangat sensitif karena menyangkut dogma dan keyakinan.
“Itulah kalangan mereka dalam tanda petik untuk kepentingan politiknya pendekatan keagamaan yang dia sampaikan, dan terkadang kita terperangkap masyarakat tidak sadar bahwa dia sedang digiring untuk satu tujuan politik dengan pendekatan keagamaan,” ucapnya.
Bahkan, sebut Pandji, di kalangan ASN pun ada yang punya pemikiran seperti itu. Hal tersebut bisa terlihat ketika berdiskusi, dirinya sudah bisa menangkap cara berpikir orang tersebut masuk golongan sini atau sana.
Baca Juga: Mulai Pantau Kestabilan Harga, Walikota Cilegon : Kita Bentuk Tim TPID
“Ini harus dibenahi makanya kegiatan ini sangat penting fundamental. Ketika mereka menerima ceramah hampir di semua kegiatan seolah mereka di cuci otaknya, sehingga mereka setiap kebijakan pemerintah gak ada benarnya. Di bidang apapun pajak, kegiatan infrastruktur, pembangunan selalu dibaca dalam perspektif negatif. Mereka telah tercuci otaknya. Kita kembalikan lagi pada kehidupan berbangsa dan bernegara,” jelasnya.
Mengutip perkataan Gusdur, kata Pandji, bahwa Islam yang ada di Indonesia adalah orang Indonesia yang beragama islam, bukan orang Islam yang tinggal di Indonesia. Jika orang Islam yang tinggal di Indonesia artinya bahwa ada adat istiadat orang lain yang dibawa ke Indonesia.