SERANG, TOPmedia - Merebaknya ujaran kebencian dan hoax yang menjurus pada perpecahan bangsa menjadi kekhawatiran bersama. Ditengah kondisi sosial yang mulai renggang, situasi kebangsaan benar-benar mendapat ujian yang berat. Kondisi tersebut menjadi tantangan besar bagi Bangsa Indonesia untuk kembali merajut persatuan dan kesatuan.
Dalam negara bangsa dengan masyarakat yang multikultural, warga negara seharusnya memiliki kesepakatan dan komitmen bahwa negara kesatuan adalah final.
Untuk itu, para Ulama, Kyai, Santri, Warga dan Jawara di Tanah Jawara bersatu dan mengukuhkan diri dalam Aliansi Santri, Warga dan Jawara (Aswaja) Banten.
Aswaja Banten dikukuhkan di Saung Nusantara Kampung Cimeunti, Ciomas, Kabupaten Serang, Banten, Jumat malam(26/11/2021).
Pengasuh Pondok Pesantren Al-Fathaniyah Serang Kiai Haji Saifun Nawasi dikukuhkan menjadi Ketua Aswaja Banten.
Dalam sambutannya, KH Saifun Nawasi menuturkan, Aswaja Banten dibentuk untuk memperkuat persatuan dan kesatuan bangsa.
Dirinya berkaca pada konstelasi politik pada Pilpres 2019 yang menjadikan masyarakat terbelah menjadi dua kubu.
Dikatakan Saifun Nawasi, percaturan Politik Pilpres 2019 menjadi contoh bagaimana Ulama dengan Ulama, santri dengan santri, masyarakat dengan masyarakat diadu domba.
"Padahal mereka adalah bangsa Indonesia. Bahkan Prabowo dan Sandi yang menjadi rival sudah bergabung, tapi di bawah masih gontok-gontokan, ada apa," katanya.
Dengan situasi seperti itu, dirinya khawatir ada bagian dari satu kelompok yang ingin memecah belah persatuan dan kesatuan bangsa.
"Kami ingin mengajak masyarakat untuk tidak terpecah belah oleh isu politik, hoax dan lain sebagainya," ujarnya.
Lanjut KH Saifun Nawasi, dengan adanya Aswaja dirinya mengajak kepada masyarakat untuk bersatu padu menegakkan persatuan.
"Dengan adanya Aswaja ini kita bersatu padu, urusan agama ada ahlinya, urusan pemerintah ada ahlinya. Kita serahkan kepada ahlinya," ujarnya.
Ia juga berharap, dengan kehadiran Aswaja bisa menangkis pemahaman radikal yang bisa merusak bangsa dan selalu mengadu domba.