nasional

PHRI Banten: Sedihnya Film India Tak Sesedih Penutupan Destinisasi Pariwisata

Rabu, 19 Mei 2021 | 21:03 WIB
Ketua PHRI Banten Ashok Kumar

SERANG,TOPmedia - Kelompok kerja (Pokja) wartawan harian dan elektronik Provinsi Banten menggelar diskusi bersama sejumlah nara sumber dengan tema Banten Viral: "sudut pandang corona dan buka Tutup destinasi wisata" di Plaza Aspirasi, KP3B, Kota Serang, Rabu (19/5/2021).

Hadir sebagai narasumber  dalam acara tersebut, Kepala Dinas Pariwisata (Dispar) Provinsi Banten, Agus Setiawan, Anggota DPRD Banten yang sedang viral, Dede Rohana, ketua PHRI Banten, Ashok Kumar, praksi hukum Apriman Oktavianus.
 
Namun ada yang menarik kali ini, ketua PHRI Banten, Ashok Kumar menyebut, kejadian penutupan sementara tempat-tempat destinasasi pariwisata di Provinsi Banten pasca terbitnya penutupan sementara tempat pariwisata di Banten, mulai 15 Mei hingga 30 Mei, dianggap kejadiannya lebih menyedihkan jika dibandingkan dengan film-film yang biasa diperankan dan diputar oleh arti-artis yang ada di India.
 
Mendengar perkataannya tersebut  sontak membuat peserta diskusi yang ada dilokasi mendadak tertawa terpingkal-pingkal. 
 
Hal itu melihat kesedihan yang dialami oleh para pelaku usaha pariwisata, khususnya yang ada di Provinsi Banten, pasca terbitnya Intruksi gubernur Banten soal penutupan sementara tempat-tempat destinisasi pariwisata.
 
Tidak sedikit, kata dia, para pelaku pariwisata di Banten mengalami kerugian pasca terbitnya Intruksi  tersebut.
 
"Sedihnya film India itu gak sesedih kejadian ini," celetuk Asok dalam paparannya saat diskusi.
 
Menurutnya, tidak hanya berdampak pada pelaku usaha disepanjang pantai, Ingub Banten juga berdampak pada pengelola kolam renang lainnya yang ada di Banten, tidak jarang pelaku usaha yang gagal meraih untung saat libur lebaran kemarin, sebaliknya modal usahanyapun tidak kembali akibat tempat pariwisata terpaksa harus ditutup.
 
Meski begitu, pihaknya menyadari niatan dari Gubernur Banten,Wahidin Halim dalam mencegah penyebaran dan penularan covid-19, agar tidak terjadi cluster-cluster baru penyebaran covid-19 khususnya di daerah pariwisata Banten.
 
"Memang antara upaya mencegah covid-19 dengan pemulihan ekonomi ini seperti dua sisi yang membingungkan," katanya.
 
Meski begitu, kata dia, seharusnya pemprov Banten bisa memberi sanksi tegas kepada pengunjung yang tidak mematuhi protokol kesehatan saat berkunjung dengan tidak mematikan usaha pegiat usaha disepanjang pantai.
 
"Ibarat ada tikus dilumbung padi, harusnya jangan padinya yang dibakar, tapi tikusnya yang dikejar," katanya.(Den/Red)

Tags

Terkini