nasional

Puncak Musim Hujan, 2 Daerah di Banten Selatan Diperingatkan BMKG Soal Cuaca Ekstrem

Kamis, 21 Januari 2021 | 17:17 WIB
Ilustrasi

SERANG, TOPmedia – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memperingatkan masyarakat untuk mewaspadai potensi cuaca ekstrem pada puncak musim hujan yang diperkirakan terjadi bulan Januari hingga Februari 2021.

Koordinator Bidang Data dan Informasi Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Klas 1 Serang Tarjono mengatakan termasuk untuk wilayah Banten sudah masuk musim puncak musim penghujan Januari hingga Februari 2021.

"Untuk saat ini wilayah Banten sudah masuk puncaknya musim penghujan yaitu januari hingga februari 2021," katanya kepada topmedia.co.id Kamis (21/1/2021).

Kemudian, sambung Tarjono, ditambah masih adanya fenomena La Nina yang masih cukup kuat, juga ditambah dinamika atmosfer yang dipantau BMKG beberapa hari ini.

"Jadi BMKG mengeluarkan rilis untuk peringatan cuaca ektreme ini untuk di Banten sendiri yang perlu diwaspadai adalah Banten bagian selatan terutama Lebak bagian selatan dan Pandeglang bagian selatan," ungkapnya.

Sedangkan untuk Kota Serang dan sekitarnya, sambung Tarjono, berpeluang hujan dari sedang hingga lebat dan potensinya di malam hari hingga dini hari.

"Kota Serang dan sekitarnya peluang hujan juga dari sedang hingga lebat dan potensinya di malam hari hingga dini hari," ujarnya. 

Pihaknya menghimbau kepada masyarakat saat beraktivitas di luar rumah untuk terus update informasi BMKG prakiraan cuaca harian, hingga peringatan dini cuaca satu jam kedepan.

"Himbauannya kepada masyarakat ketika ingin beraktivitas diluar rumah untuk update terus informasi BMKG prakiraan cuaca harian, peringatan dini atau warning cuaca satu jam  kedepan," ucapnya.

Untuk masyarakat yang beraktivitas di laut, kata dia, untuk update terus gelombang tinggi setiap hari yang dikeluarkan BMKG.

"Dan untuk masyarakat yang beraktivitas di lautan untuk upadate terus informasi tinggi gelombang yang setiap hari dikeluarkan BMKG," sambung Tarjono.

Tarjono menjelaskan, terkait potensi puting beliung disebabkan dari awan cumulonimbus atau CB,"Nah ketika ada CB potensi terjadinya angin puting beliung, angin kencang, hujan deras bisa saja terjadi, tapi ketika ada CB pun belum tentu terjadi puting beliung. Jadi potensi-pitensi itu tetap ada selama awan cumulonimbus terbentuk," tandasnya.(Adi/Red)

Tags

Terkini