nasional

Pedagang Tahu Tempe Minta Pemerintah Subsidi Bahan Baku Kedelai Impor

Selasa, 5 Januari 2021 | 20:39 WIB
Kepala Disperindag Provinsi Banten Babar Suharso saat di wawancara wartawan, Selasa (05/01/2021)

SERANG,TOPmedia – Para pedagang tahu tempe di Kota Serang yang terhimpun dalam pengurus Koperasi Tahu Tempe Indonesia (Kopti) Kota Serang melakukan audiensi dengan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Banten. Hal itu dilakukan karena harga kedelai impor mengalami kenaikan.

"Audiensi ini, Kopti Kota Serang mewakili Banten meminta di jembatani ke pemerintah pusat agar Disperindag Banten bisa bantu. Kita memohon agar disediakan bahan baku subsidi," kata Ketua Kopti Kota Serang, Redi Kurniady usai audiensi di Kantor Disperindag Banten, Selasa (5/1/2021).

Redi mengatakan, melonjaknya harga kedelai yang tinggi, sebetulnya  pengrajin tahu tempe berproduksi bukan hanya mencari keuntungan, namun untuk mempertahankan market pasar dan menjaga karyawan agar tetap bekerja.

"Kita semua ingin mempertahankan market pasar. Dan juga ingin menjaga karyawan agar tetap bekerja. Dan saat ini produksi sudah berjalan kembali, namun sekarang penyesuaian harga di pasar, kita sudah sosialisasikan ke pedagang ada kenaikan," jelasnya.

Menjawab audiensi pengurus Kopti Kota Serang, Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Banten, Babar Suharso mengatakan, harga kedelai impor mengalami kenaikan harga sejak Oktober 2020 hingga januari 2021. Kenaikan ini, kata Babar melampaui harga acuan uang yang ditetapkan Kementrian perdagangan.

"Kalo dari harga acuan Rp 6.800 per kilo gram, perhari ini kami pantau di pasar harga kedelai rata rata Rp 10.250 per kilo gram. Ini sangat membebani para pengrajin tahu tempe," jelas Babar.

Baca juga: Tempe dan Tahu Menghilang di Sejumlah Pasar di Kabupaten Serang

Lanjut Babar, berdasarkan dari Kementrian perdagangan mengeluarkan rilis, sebetulnya stok kedelai nasional aman sampai 3 bulan kedepan. Namun kenapa bisa melonjak harga kedelai.

"Nanti kami segera ke Jakarta, minta mohon kebijakan kedepan dalam bentuk subsidi harga dan ada kepastian. Karena kasian kalau berhenti produksi nanti tambah PHK, ini yang kita hindari. nanti juga kami kordinasi dengan satgas pangan," jelasnya.

Minimal jangka pendek ada solusi, sambungnya, jangan sampai berhenti produksi, karena kalo dipaksakan nanti menaikin harga jual membebani konsumen. 

"Apalagi ini saat ini pandemi covid 19 kebutuhan protein tinggi jangan sampai harga melambung," tutup Babar seraya mengakhiri wawancara. (Feby/Red).

 

Tags

Terkini