nasional

Berbagi Rezeki di 1 Muharram, Ratusan Warga Kota Serang Berjejer Sepanjang 2 Km

Selasa, 24 September 2019 | 11:34 WIB

SERANG, TOPmedia - Umat Islam di Indonesia yang kerap merayakan Tahun Baru Islam 1440 Hijriyah atau 1 Muharram yang jatuh pada hari Minggu 1 September 2019 dimaknai dengan berbeda-beda. Berikut sejarah singkat dan makna 1 Muharram yang perlu diketahui.

Menurut sejarah, 1 Muharram atau biasa dikenal dengan sebutan tahun baru Islam, ditandai dengan peristiwa besar berupa hijrahnya Nabi Muhammad SAW dari kota Mekkah ke Madinah pada tahun 622 Masehi. Hal tersebut menjadikan sebuah penamaan kalender Islam.

Sebelum zaman Nabi Muhammad SAW, masyarakat Arab tidak menggunakan sistem kalender tahunan untuk memperingati suatu peristiwa. Mereka hanya menggunakan sistem hari dan bulan. Hal itupun, dapat dibuktikan dengan kelahiran Nabi Muhammad SAW yang lahir pada tahun Gajah, masyarakat Arab tidak menggunakan angka dalam menentukan tahun.

Padahal, pada waktu itu, para sahabat Rasul Allah, seperti Utsman bin Affan, Ali bin Abi Thalib, dan Thalhan bin Ubaidillah berdiskusi untuk menentukan sistem kalender Islam. Dari banyaknya usulan, terpilihlah usulan dari Ali bin Abi Thalib yang mengusulkan kalender Hijriyah Islam dimulai dari persitiwa hijrah Nabi Muhammad SAW.

Sejarah singkat 1 Muharram itupun, menjadikan kalender hijriyah sebagai sistem penanggalan sehari-hari dengan menggunakan peredaran bulan sebagai acuannya, hal itu berlaku di beberapa negara mayoritas Islam.

Lalu, bagaimana dengan makna 1 Muharram 2019 di Indonesia, khususnya di Banten.

Berdasarkan pantau disetiap titik di Ibu Kota Banten, yaitu Kota Serang. Masyarakat Islam di Kota Serang masih memaknai 1 Muharram dengan melakukan pawai obor, dan ceramah agama.

Tetapi, terdapat satu lokasi yang berbeda dalam memaknai 1 Muharram. Yaitu, Kampung Masjid Priyayi, Kecamatan Kasemen, Kota Serang. Sebanyak 200 warga berjejer baris dengan rapi, sepanjang 2 Kilometer dengan memegang aplop sebanyak 200 biji untuk satu orang.

Setelah ditelusuri, teryata mereka (Warga Masigit, Red) tengah melakukan santunan anak yatim piatu sebanyak 200 orang. Hal itupun, adalah upaya untuk membagikan sedikit rezeki yang dimiliki.

"Baru tahun ini saja, seluruh warga kompak untuk ikut serta dalam menyatuni yatim piatu di 1 Muharram. Ya, walaupun kita bukan orang punya. Tetapi, berbagi sedikit rezeki tidaklah salah," ungkap salah satu warga Masigit, Agus Hidayat kepada TOPmedia saat ditemui di lokasi, Selasa (24/9/2019).

Untuk nilai nominal santunan, dikatakan Agus, tidaklah sama. Sesuai dengan kemampuan ataupun keinginan warga yang memberikan santunan kepada anak yatim piatu.

"Yang pentingkan Ikhlas Mas. Niat kita untuk bersodaqoh di 1 Muharram," tandasnya. (TM3/Red)

Tags

Terkini