CILEGON,TOPmedia - Saat melakukan uji petik persiapan arus mudik di Pelabuhan Merak, Kota Cilegon, Banten, kementrian perhubungan (Kemenhub) menyimpulkan bahwa Anak Buah Kapal (ABK) dari KAMP Sebuku tak bisa menghadapi kondisi darurat di atas kapal karena tak mampu mengoperasikan alat pemadam api dan hiydrant dengan baik.
Bahkan untuk mengoperasikan hydrant, para ABK membutuhkan waktu sekitar tiga puluh menit hingga airnya keluar.
"Semua alat-alat berfungsi, tapi kurang latihan. Seperti menyalakan alarm aja mereka bingung. Justru itu kan harus mencoba, kalau tanpa ada latihan susah. Mereka harus rajin latihan," kata Antonius Tony Budiono, Direktur Jendral (Dirjen) Hubungan Laut (Hubla) pada Kementrian Perhubungan (Kemenhub), Kota Cilegon, Senin (15/05/2017).
Kondisi ini pun membuat penumpang kapal merasa was-was dan meminta Kemenhub maupun ASDP untuk bersikap tegas atas keselamatan nyawa para penumpang.
"Nanti kalau kebakaran terus petugas nya enggak siap. Banyak korban meninggal lagi. Mending kalau dekat pelabuhan, kalau ditengah laut gimana coba?" Kata Hori, warga Lampung yang akan mudik ke kampung halaman setelah berlibur dirumah saudaranya di Kota Cilegon, Senin (15/05/2017).
Berdasarkan pantauan di atas kapal, saat Dirjen Hubla melakukan pengecekan KMP Sebuku, mesin hydrant yang berada ditengah kapal bocor. Sedangkan ABK yang mengoperasikan mesin hydrant di bagian buritan kapal harus berupaya sekitar 30 menit untuk menyalakan mesin. (YDtama/red)