nasional

Pasutri Miskin Tinggal di Gubuk Reot, Program RTLH Pemkab Lebak Mandul

Selasa, 7 Februari 2017 | 17:52 WIB
Gubuk reot milik pasutri miskin di Lebak. (Foto: Bantenhits)

LEBAK, TOPmedia - Karena ketidakmampuan ekonomi, pasangan suami istri (Pasutri) asal Kampung Beyeh RT. 11/04, Desa Rahong, Kecamatan Malingping, Kabupaten Lebak, Ahmad (40) dan Saramah (38) harus terpaksa tinggal di sebuah gubuk reot dan sempit.

Kepala desa Rahong Kecamatan Malingping, Ubed Jubaedi mengatakan, pasutri beranak tiga tersebut memang sudah lama tinggal di gubuk tersebut. Berbagai bantuan sudah coba diajukan namun belum juga ada realisasi. Ironisnya beberapa waktu lalu Saramah kembali melahirkan anak ketiganya, namun tanpa melibatkan tenaga medis dan bantuan warga lainnya.

"Keluarga  ini setiap kali melahirkan tidak pernah berbicara ke yang lain. Makanya pas saya tinjau, benar saja istrinya Ahmad  baru saja melahirkan anak ketiganya tanpa bantuan medis atau siapapun. Tadi itu, karena ketidakmampuan ekonomi dan mereka kawatir akan menjadi beban warga tetangganya," kata Ubed kepada awak media, Selasa (7/2/2017).

Ubed menambahkan saat ini Pemdes Rahong Tengah berupaya melakukan pengajuan agar pasutri tersebut mendapatkan bantuan Rumah Tidak Layak Huni (RTLH) agar pasutri tersebut bisa hidup layaknya masyarakat lain. "Kami dari Pemdes Rahong akan terus berupaya untuk kesejahteraan masyarakat. Jujur saja kami sangat sedih ketika mendengar bahwa pasutri ini melahirkan seorang anak di dalam gubuk tanpa seorang bidan," ujarnya.

Ia berharap, Pemerintah Kabupaten Lebak secepatnya merespons dan segera merealisasikan bantuan bedah rumah agar masyarakatnya itu nyaman dan aman serta terhindar dari penyakit, terutama bagi anak ketiganya yang baru lahir. "Permohonan bantuannya sedang kami buat, kami berharap Ibu Bupati merespons dan segera memberikan bantuan," harapnya.

Sementara salah seorang warga, Barce Handoko mengajak kepada seluruh warga Desa Rahong yang berjumlah 4.000 jiwa untuk  bahu membahu mengulurkan tangan membantu keluarga miskin itu agar mereka bisa menikmati tempat yang layak. "Kalau bisa tidak perlu menunggu bantuan dari pemerintah, dengan nilai 5000 ribu rupiah dikali 4000 jiwa itu cukup untuk membuatkan tempat tinggal yang layak bagi mereka," paparnya. (Pri/Red)

Tags

Terkini