nasional

Bupati Tatu Diminta Segera Perbaiki Gedung Sekolah

Senin, 5 September 2016 | 16:28 WIB
Seorang guru SDN Susukan, Titayasa saat menunjukan atap sekolah yang rusak parah. (Foto: TOPmedia)

SERANG, TOPmedia - Puluhan siswa Sekolah Dasar Negeri (SDN) Sampang Susukan, yang terletak di Desa Susukan, Kecamatan Tirtayasa, Kabupaten Serang terpaksa harus belajar di sekolah yang tidak layak huni. Bagaimana tidak, 4 dari 8 ruang belajar di sekolah tersebut kondisinya sudah rusak berat pada bagian dindingnya serta atap sekolah yang bocor. Sehingga, kondisi itu kerap dicemaskan pihak sekolah karena terancam rawan ambruk.

Diungkapkan Kepala Sekolah SDN Sampang, Muhammad Rasidi, bahwa ruangan yang rusak sebenarnya sudah tidak layak huni. Namun karena keterbatasan sarana dan prasarana, pihak sekolah terpaksa menggunakan kelas rusak untuk kegiatan belajar dan mengajar.

“Rasa cemas pasti selalu ada dan menghantui kami ketika ada hujan datang. Kami khawatir jika sewaktu-waktu bangunan mengalami roboh secaa tiba-tiba, itu yang kami takutkan,“ kata Rasidi saat ditemui usai melakukan rapat komite bersama para wali murid, Senin (5/9/2016).

-

Dijelaskan Rasidi, sekolah yang dihuni oleh 50 siswa dan 5 tenaga pengajar ini, sebelumnya telah direhab oleh Dinas Pendidikan Kabupaten Serang pada tahun 2007. “Kalo yang 4 ruangan sudah pernah diperbaiki pada tahun 2007 oleh Dindik Kabupaten Serang, namun masih ada yang bocor. Kalo empat ruangan ini (yang rusak berat-red), masih belum diperbaiki sejak 1983 dan belum pernah dibangun kembali," paparnya.

Rasidi berharap, pemerintah Kabupaten Serang, dalam hal ini Bupati Serang dan Dinas Pendidikan agar segera membantu. Mengingat kondisi bangunan sudah rusak parah seperti, pintu rusak, jendela tanpa kaca, atap bocor, tembok rapuh dan bolong‎ serta meja yang terbatas dan sudah usang dimakan rayap, sehingga murid saat masuk sekolah berebut meja belajar.

“Kami berharap sekali kepada Ibu Bupati agar segera membantu sekolah kami, karena kondisi bangunan seperti ini pasti akan berdampak pada aktivitas belajar dan mengajar. Bahkan, semangat siswa akan terganggu. Pada akhirnya para siswa akan sedikit malas untuk belajar,” pungkasnya. (Gilang/Red)

Tags

Terkini